Sabtu, 25 November 2023

Refleksi 2.3.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 2.3 - Sesi Latihan

 

Tabel 4

REFLEKSI DIRI LATIHAN COACHING

 

Nama CGP : NUNUNG FIKA HERAWATI EFENDI, S.Pd

 

 

Refleksi Diri

       Apa yang sudah berjalan dengan baik selama percakapan?

       Apa yang masih perlu diperbaiki/ditingkatkan?

       Apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk tetap dalam kondisi presence (kehadiran penuh) sebelum dan saat melakukan coaching?

       Apa yang akan Bapak/Ibu lakukan untuk memperbaiki/meningkatkannya?

 

Tuliskan Hasil Refleksi Anda:

Apa yang sudah berjalan dengan baik selama percakapan?

Saya merasa percakapan berjalan dengan baik. Coachee cukup terbuka untuk berbagi pengalaman dan pemikirannya. Saya juga merasa cukup mampu untuk mendengarkan dan memahami apa yang disampaikannya.

 

Apa yang masih perlu diperbaiki/ditingkatkan?

Saya merasa masih perlu meningkatkan kemampuan saya untuk mengajukan pertanyaan yang lebih tajam dan mendorong coachee untuk berpikir lebih kritis. Selain itu, saya juga perlu lebih fokus untuk mendengarkan umpan balik dari coachee.

 

Apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk tetap dalam kondisi presence (kehadiran penuh) sebelum dan saat melakukan coaching?

Sebelum melakukan coaching, saya meluangkan waktu untuk menenangkan pikiran dan fokus pada apa yang akan saya lakukan. Saya juga mencoba untuk memahami tujuan dari coaching dan bagaimana saya dapat membantu coachee mencapai tujuan tersebut. Saat melakukan coaching, saya berusaha untuk fokus pada saat ini dan tidak memikirkan hal-hal lain. Saya juga berusaha untuk tidak menghakimi dan bersikap terbuka terhadap apa yang disampaikan oleh coachee.

 

Apa yang akan Bapak/Ibu lakukan untuk memperbaiki/meningkatkannya?

Saya akan mencoba untuk meningkatkan kemampuan saya untuk mengajukan pertanyaan yang lebih tajam dan mendorong coachee untuk berpikir lebih kritis. Saya juga akan lebih fokus untuk mendengarkan umpan balik dari coachee dan menggunakannya untuk memperbaiki kinerja saya.

 

Tuliskan Umpan Balik dari Coachee Anda:

Pertanyaan untuk coachee: Apa yang Anda rasakan pada saat dicoaching?

Saya merasa senang dan gembira dapat melakukan coaching dengan coachee. Saya merasa senang dapat membantu coachee untuk berkembang dan menjadi lebih baik. Saya juga merasa termotivasi untuk terus belajar dan meningkatkan diri agar dapat menjadi guru penggerak yang lebih baik.

 

 

 

 

 

 

 

Kamis, 23 November 2023

latihan coach : 2.3.a.5.1. Ruang Kolaborasi - Praktik Coaching dengan Model TIRTA

2.3.a.5.1. Ruang Kolaborasi - Praktik Coaching dengan Model TIRTA

Kelompok 5:
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat melatih keterampilan coaching dengan berbagai studi kasus dan membentuk komunitas praktisi untuk melakukan praktek coaching model TIRTA.

Kasus 1

Coach: guru, coachee: murid, 1 pengamat

Coach : Bu Nunung

Coachee : Bu Siti (Siti)

Pengamat : Bapak Wahyu

Seorang guru sangat memahami jika Siti, salah satu muridnya berbakat dalam berpidato dalam Bahasa Indonesia. Ia mendorong Siti untuk mengikuti perlombaan pidato dalam Bahasa Indonesia tingkat kabupaten. Namun, nampaknya Siti masih belum percaya diri. Bagaimanakah cara Anda dalam menanggapi hal ini?

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Guru : baiklah Siti, mohon maaf bapak mengganggu waktu kamu, begini Siti, ibu dengar Siti ditunjuk untuk mengikuti lomba pidato Bahasa Indonesia di tingkat Kabupaten, Kemarin kan Bu Guru dipanggil Bu Korwil untuk memilih mewakili kecamatan maju di tingkat kabupaten, Kamu sudah di pilih sama bu guru, tetapi ibu lihat Siti kurang begitu semangat untuk mengikutinya, kira-kira apa penyebabnya?

Siti : iya bu, saya memang ditunjuk mengikuti lomba pidato Bahasa Indonesia tingkat kabupaten, tapi saya merasa kurang percaya diri bu, 

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Guru : o begitu, Siti masih belum percaya diri, coba jelaskan mengapa Siti kurang percaya diri untuk mengikuti lomba pidato Bahasa Indonesia tingkat kabupaten

Siti : iya bu, karena saya merasa kurang pantas untuk bisa mewakili sekolah, karena dulu saya belum pernah mengikuti perlombaan seperti itu bu, jadi saya malu kalau sampai saya sampai  gagal padahal saya wakil sekolah.

Guru: sekarang ibu paham bagaimana perasaan Siti saat ditunjuk untuk mewakili sekolah dalam lomba pidato Bahasa Indonesia. bapak ibu guru menunjuk Siti karena Siti mempunyai potensi bagus dalam berbahasa Indonesia Menurut Siti apa saja kemampuan siti dalam pelajaran Bahasa Indonesia?

Siti: saya paling suka menghafal lagu berbahasa Indonesia, saya juga suka menonton film berbahasa Indonesia yang bagus ,saya mampu berkomunikasi aktif menggunakan bahasa Indonesia dan saya mampu menyampaikan informasi dengan baik dalam Bahasa Indonesia.

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

Guru: Nah tu kan bagus kemampuan kamu dalam berbahasa Indonesia, itu sudah lebih dari cukup loh untuk mengikuti perlombaan ini. Kira-kira apa rencana kamu agar kamu lebih percaya diri untuk bisa mengikuti perlombaan ini?

Siti : Rencana saya, yang pertama saya akan menemui Ibu Nunung sebagai guru kelas tapi terbiasa mengolah bahasa Indonesia dengan baik, untuk membantu saya membuat pidato Bahasa Indonesia yang bagus. Kemudian yang kedua saya akan berlatih berpidato di depan cermin supaya saya lebih percaya diri, selanjutnya saya juga akan mencoba untuk berpidato di depan Bu Nunung dan teman-teman supaya saya lebih percaya diri dan mencoba untuk menghilangkan rasa trauma saya atas kegagalan saya waktu dulu ikut perlombaan pidto Bahasa Indonesia.

Guru: bagus sekali, ternyata rencana kamu luar biasa dan ibu yakin kamu mampu lebih baik dari pengalaman yang pernah kamu alami. Apakah kamu sekarang sudah merasa percaya diri untuk mengikuti lomba pidato Bahasa Indonesia tingkat kabupaten?

Siti : inshaAlloh bu, saya sekarang lebih percaya diri untuk bisa mengikuti lomba ini, terima kasih ya bu.

Tanggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

Guru : sama- sama Siti, semoga dalam persiapan lomba berjalan dengan lancar dan nantinya kamu betul-betul siap untuk mengikuti lomba ini. Selanjutnya adakah komitmen kamu terhadap lomba ini?

Siti : komitmen saya untuk persiapan lomba ini saya akan berlatih sungguh-sungguh dengan Bu Nunung dan juga saya akan berlatih dengan guru Bahasa Indonesia di luar sekolah tempat saya les bu. Mudah-mudahan ini bisa menjadi jalan ikhtiar saya untuk bisa menjadi yang terbaik dan bisa membawa nama baik sekolah dan keluarga.

Guru : Ibu sangat setuju sekali dengan komitmen kamu. Mudah-mudahan kamu sukses dan bisa jadi juara..

Siti : terima kasih pak.


Lembar Observasi Proses Praktek Coaching Model Tirta (untuk Pengamat) 

No Langkah dalam model TIRTA dan Komentar

1.Tujuan: Menyampaikan tujuan coaching

Tujuan sudah jelas, bagus dalam pemaparannya

2. Identifikasi:Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik yang mengarah pada identifikasi potensi coachee

Pertanyaan yang diberikan dapat membuat coache menggali kemapuan yang dia miliki sehingga bisa percaya diri mengikuti lomba

3. Rencana Aksi: Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai rencana aksi coachee dalam menyelesaikan permasalahannya

Pertanyaan yang diberikan coach bisa membuat coachee mengutarakan rencana-rencana yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahannya

4. Tanggung jawab: memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai komitmen coachee dalam menjalankan rencana aksinya

Komitmen yang akan dilakukan coachee dapat mendukung untuk mengatasi masalah coachee.

 Kasus 2

Coach: guru, coachee: murid. 1 pengamat

Coach : Bu Nunung

Coache : Bapak wahyu (nama :Wahyu)

Pengamat : Bu Siti 


Seorang murid bercerita jika dia merasa diperlakukan tidak adil oleh seorang guru. Guru tersebut membuka les privat, dan sebagian besar murid di kelas mengikuti les privat tersebut, kecuali murid tersebut. Murid tersebut merasa tidak nyaman ketika guru sering menyindir murid yang tidak mau ikut les privatnya. Bahkan, murid tersebut juga merasa bahwa nilai yang diberikan pun tidak adil, para murid yang mengikuti les guru tersebut mendapatkan nilai yang lebih baik dari murid tersebut. Bagaimanakah cara Anda menanggapi hal ini?

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Wahyu : Selamat siang bapak, bisakah saya minta waktunya, saya ingin mengobrol dengan ibu sebentar, apa boleh bu?

Guru : halo siang wahyu, wah dengan senang hati, mari-mari sini Wahyu, apa yang mau diceritakan pada ibu?

Wahyu : begini Bu, belakangan ini saya merasa tidak nyaman dalam suatu mata pelajaran, hal tersebut sangat menganggu pikiran saya bu…

Guru : kira-kira apa yang bisa ibu bantu? Dan apa yang kamu ingin capai di akhir diskusi kita?

Wahyu: Saya hanya ingin mendapat solusi dari masalah saya bu..

Guru : Trus ada lagi?

Wahyu: kiranya saya ingin memperbaiki cara belajar saya bu..agar mendapatkan nilai yang optimal dan merasa nyaman Ketika belajar

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Guru: baiklah, sebelumnya bisa kamu ceritakan hal apa yang membuatmu merasa tidak nyaman dalam suatu mata pelajaran?

Wahyu : saya bingung bu, saya merasa belakangan ini saya diperlakukan tidak adil oleh seorang guru bu…dalam hal pemberian nilai ulangan

Guru : apa yang membuatmu merasa tidak adil dari guru tersebut?

Wahyu : begini bu, guru tersebut membuka les privat dan Sebagian besar murid di kelas mengikuti les privat tersebut kecuali saya.

Guru : mmmmm… bisa dijelaskan lebih lanjut apa yang membuatmu merasa tidak adil dengan gurumu membuka les privat tersebut?

Wahyu : saya merasa bahwa nilai yang diberikan tidak adil. Para murid yang mengikuti les guru tersebut mendapatkan nilai yang lebih baik dari saya.

Guru : o begitu rupanya, baik ..ibu mulai memahami sekarang… selain nilai yang kamu dapatkan dari ulangan hal apalagi yang membuatmu merasa tidak nyaman?

Wahyu: saya juga merasa tidak nyaman Ketika guru sering menyindir murid yang tidak mau ikut les privatnya.

Guru : Boleh ibu tahu seperti apa bentuk sindiran tersebut?

Wahyu : beliau berkata “anak-anak dapat mengikuti les privat apabila memiliki kesulitan dalam belajar

Guru : apa yang membebani pikiranmu setelah guru tersebut berkata demikian?

Wahyu : saya jadi merasa guru tersebut menyindir saya bu…karena tidak mengikuti les privatnya.

Guru : Ooo.. seperti itu rupanya

Wahyu : iya bu..saya merasa tidak nyaman

Guru : selama ini Langkah-langkah apa yang telah kamu lakukan untuk mengobati rasa ingin tahumu tentang hal itu?

Wahyu : saya menanyakan kepada teman-teman yang mengikuti les privat tersebut bu..

Guru : apa yang kamu tanyakan pada temanmu?

Wahyu : saya bertanya pemahaman mereka tentang materi yang disampaikan setelah mengikuti les privat tersebut.

Guru : lalu apa kata temanmu?

Wahyu : mereka bilang lebih paham bu dengan penyelsaian soal-soalnya karena mereka dilatih dengan berbagai jenis soal.

Guru : kalau dari kamu sendiri, kiranya apa yang ingin kamu lakukan?

Wahyu : begini bu, sebenarnya saya berencana menemui Guru tersebut untuk mengkonfirmasi dugaan saya

Guru: terus kenapa tidak kamu lakukan?

Wahyu : Saya masih ragu bu, saya takut dimarahi

Guru : Apakah sebelumnya kamu pernah dimarahi beliau?

Wahyu : Tidak she bu…

Guru : Kenapa tidak kamu coba:

Wahyu : Benar bu.. seharusnya saya mencoba untuk menemui guru tersebut ya bu

Guru : Bagus, setelah kamu bertemu guru tersebut apa yang ingin kamu sampaikan?

Wahyu : saya ingin sampaikan bahwa saya tidak ikut les dan bertanya apakah itu mempengaruhi nilai saya di kelas? Selain itu saya ingin mengkonfirmasi alasan saya mendapat nilai kecil.

Guru : Bagus ayo lakukan itu. Selain itu apa kekuatan yang kamu miliki sehingga kamu merasa yakin mendapat nilai tinggi walaupun tidak ilut les?

Wahyu : saya suka belajar bu, setiap sore saya selalu mengulang pembelajaran hari tersebut dan Latihan soal. Selain itu saya selalu membuat catatan yang rapi. Saya juga selalu menonton video tutorial dari you tube jika tidak ada yang saya pahami. Tetapi akhir-akhir ini semenjak pandemic, orang tua saya kehilangan pekerjaan dan beralih berjualan jajan, saya terpaksa membantu orang tua saya pada sore hari.

Wahyu : Apakah hal tersebut mengganggu belajarmu?

Wahyu : Saya rasa berpengaruh, karena waktu belajar saya berkurang

Guru : nah, coba kamu pikirkan kembali tentang nilaimu? Apakah disebabkan kamu tidak ikut les atau karena kurang belajar?

Wahyu : waah,.. mungkin juga ya bu…

Guru ; Menurutmu apa yang bisa kamu lakukan?

Wahyu : untuk ikut les saya ga mungkin bu, karena saya tidak memiliki uang untuk bayar les. Tapi saya akan meminta bantuan eka teman saya bu, dia ikut les dan biasanya dia mau menjelaskan ke saya apa yang belum saya pahami.

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

Wahyu : Jadi apa rencana kamu dalam mencapai tujuan?

Guru : 1. Saya akan menemui guru mata pelajaran tersebut dan menyampaikan ke guru bahwa saya tidak ikut les dan bertanya apakah itu mempengaruhi nilai saya di kelas ?

2. Selain itu, saya mengkonfirmasi jawaban tes yang diberikan

3. Saya akan belajar lebih giat lagi sehingga saya mendapatkan nilai yang tinggi walaupun saya tidak ikut les, jika saya menemui kiendala saya akan meminta bantuan prima.

Tanggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

Guru : bagus, Ibu sangat suka rencaba itu, lalu komitmen apa yang kamu lakukan untuk menjalankan rencanamu itu?

Wahyu : saya besok pagi akan menemui guru tersebut di sekolah bu. Selain itu say akan belajar lebih giat lagi.

Guru: siapa yang kamu minta bantuan untuk menjalankan komitmen ini?

Wahyu : Saya akan meminta bantuan eka untuk mengingatkan saya dan membantu saya belajar

Guru : Nah itu baik kamu lakukan

Wahyu: Terima kasih bu sudah meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita saya

Guru : sama-sama


Lembar Observasi Proses Praktek Coaching Model Tirta (untuk Pengamat)

No Langkah dalam model TIRTA dan Komentar

1. Tujuan: Menyampaikan tujuan coaching

Tujuan yang disampaikan sangat jelas yaitu tentang masalah yang dihadapi oleh coachee (amel)

2. Identifikasi:Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik yang mengarah pada identifikasi potensi coachee

Guru memberikan pertanyaan yang dapat membuat murid dapat mengindentifikasikan masalah dan potensi yang dimiliki oleh murid

3. Rencana Aksi: Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai rencana aksi coachee dalam menyelesaikan permasalahannya

Pertanyaan yang diberikan oleh coach membantu coachee untuk bisa membuat rencana aksi agar dapat menyelesaikan masalah dengan baik

4. Tanggung jawab: memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai komitmen coachee dalam menjalankan rencana aksinya

Pemberian pertanyaan berupa komitmen yang akan dilakukan oleh coachee membuat masalah bisa diselesaikan dengan baik dan bisa di pertanggungjawabkan.



Kasus 3 

Coach: guru, coachee: rekan guru, 1 pengamat

Coach : Bu Nunung
Coache : Bu Siti
Pengamat : Pak Wahyu

Rekan Anda bercerita jika dia baru saja mendapatkan teguran dari kepala sekolah yang menerima laporan dari pengawas sekolah yang melakukan supervisi saat ia mengajar. Pengawas sekolah yang melakukan supervisi tampak keberatan ketika rekan Anda mengajar tanpa buku teks. Rekan Anda mengajar dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar lainnya. Ketika diingatkan pengawas tersebut, rekan Anda menyampaikan jika ia tetap mengacu pada kurikulum walaupun tidak menggunakan buku teks. Pengawas tersebut tampaknya tersinggung dan memberikan laporan tentang hal itu kepada kepala sekolah. Bagaimana Anda menyikapinya?

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Coachee : Bu Nunung, bolehkah saya meminta waktunya? Saya mau bercerita tentang apa yang saya alami tadi ketika pelaksanaan supervisi oleh pengawas

Coach : Baik Bu Siti, apa yang mau ibu ceritakan tentang kejadian tadi?

Coachee : Begini Bu. Saya baru saja mendapatkan teguran dari kepala sekolah yang menerima laporan dari pengawas sekolah yang melakukan supervisi saat ia mengajar. Pengawas sekolah yang melakukan supervisi tampak keberatan ketika saya mengajar tanpa buku teks. Saya mengajar dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar lainnya. Ketika diingatkan pengawas tersebut, saya menyampaikan jika saya tetap mengacu pada kurikulum walaupun tidak menggunakan buku teks. Pengawas tersebut tampaknya tersinggung dan memberikan laporan tentang hal itu kepada kepala sekolah.

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Coach : O begitu bu… Kira-kira hambatan apa yang menyebabkan ibu tidak menggunakan buku teks?
Coachee : Saya sudah terbiasa mengajar dengan cara tersebut dan materi yang saya ajarkan sudah saya kuasai.

Coach : Apa kelebihan yang dirasakan ibu saat tidak menggunakan buku teks?
Coachee : Saya merasa lebih bebas dalam menyampaikan materi dan hal tersebut adalah sebagai implementasi dari merdeka mengajar

Coach : Kalau boleh tahu, pada saat mengajar ibu menggunakan sumber belajar apa?

Coachee : Saya menggunakan sumber belajar dari internet, seperti video pembelajaran di You Tube, artikel ilmiah di internet.

Coach: Menurut ibu apakah menggunakan buku teks dapat menghambat eksplorasi murid?

Coachee: Mmmm… kalo saya pikir-pikir kembali, penggunaan buku teks tidak akan menghambat eksplorasi murid, bahkan bisa jadi memperkaya referensi murid dalam mengeksplor materi pembelajaran.

Coach : ya.. saya setuju dengan ibu.. semua bisa kita jadikan sumber belajar, semakin banyak yang kita gunakan semakin baik.

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

Coach : Jadi sekarang apa rencana ibu untuk untuk menyelesaikan masalah ini?

Coachee : yang pertama saya akan menghadap Kepala sekolah, untuk menyampaikan permohonan maaf karena saya telah membuat kecewa ibu pengawas, kalua memang memungkinkan saya ingin bertemu langsung dengan ibu Pengawas, supaya masalah ini bisa selesai dan tidak menimbulkan salah paham yang berkepanjangan.

Coach : Apa yang akan ibu sampaikan kepada ibu Pengawas?

Coachee : saya akan mengatakan bahwa saya akan mengajar menggunakan banyak sumber belajar diantaranya buku teks, internet, video pembelajaran dengan tujuan supaya murid-murid dapat mengeksplorasi materi dengan merdeka.

Coach : bagus sekali rencana ibu, mudah-mudahan berhasil..

Tanggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

Coach : Apa komitmen ibu terhadap rencana ibu ini?

Coachee : Saya berkomitmen untuk selalu membuat rencana pembelajaran yang menggunakan banyak sumber belajar untuk eksplorasi materi sehingga murid-murid saya dapat menjalankan merdeka belajar dan saya akan membuat murid-murid saya senang dalam kegiatan eksplorasi materi, tanpa ada unsur paksaan, akan saya serahkan pemilihan sumber belajar pada murid-murid saya.

Coach : wah bagus sekali ibu… Saya sangat mendukung. Mudah- mudahan semua berjalan lancar dan sesuai harapan ya bu…

Coachee : terima kasih bu Nunung atas waktunya untuk sharring, mudah-mudahan kita semua bisa menjadi Guru yang selalu dirindukan oleh murid-murid kita ya…Aamiin…

Lembar Observasi Proses Praktek Coaching Model Tirta (untuk Pengamat) 

No Langkah dalam model TIRTA dan Komentar

1.Tujuan: Menyampaikan tujuan coaching

Menurut saya, Tujuan yang disampaikan oleh coachee sangat jelas yaitu ingin mencari solusi atas permasalahan pada saat disupervisi mengajar.

2. Identifikasi:Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik yang mengarah pada identifikasi potensi coachee

Coach memberikan pertanyaan yang dapat membuat coachee menyadari bahwa yang di sarankan oleh Pengawas bukan suatu yang harus dihindari tetapi bisa untuk tambahan sumber belajar dalam eksplorasi materi pembelajaran di kelas

3.Rencana Aksi: Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai rencana aksi coachee dalam menyelesaikan permasalahannya

Coach memberikan pertanyaan yang dapat membuat coachee merencanakan hal-hal dalam menyelesaikan permasalahan baik dengan kepala sekolah, dengan pengawas dan dengan dirinya sendiri tentang sumber belajar.

4.Tanggung jawab: memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai komitmen coachee dalam menjalankan rencana aksinya

Coach menanyakan tentang komitmen terhadap rencana yang diambil oleh Coachee dan ternyata membuat coachee menjadi yakin akan keputusan dalam solusi yang dia ambil.

 Demikian tadi tugas praktik couching menggunakan model TIRTA, mudah-mudahan bermanfaat.. Salam Guru Penggerak

Rabu, 22 November 2023

Jurnal-Refleksi-Dwi-Mingguan-Modul-2-3

JURNAL Dwi Mingguan Modul 2.3

Coaching Untuk supervisi Akademik
Nunung Fika Herawati Efendi, S.Pd

Salam guru penggerak ,dalam Modul 2.3 di CGP Angkatan 9 dimulai tanggal 17 Nopember 2023 yaitu melanjutkan dari modul 2.2 dan akan berakhir tanggal 7 Desember 2023. Dari modul 2.3 ini kita belajar banyak tentang supervise Akademik baik dalam lingkup yang lebih luas maupun dalam dunia Pendidikan.

Catatan revleksi saya tentang modul 2.3 ini berisikan tentang peristiwa yang saya alami,perasaan yang muncul dan hal baru yang kita temukan nantinya akan kita aplikasikan sebagai kegiatan aksi nyata

Masih banyak hal yang baru bagi kami , tentang coaching sebagai supervisi Akademik, pengetahuan ini kita pelajari mulai dari diri , kemudian diskusi Bersama teman teman, dan juga ruang kolaborasi, serta unggah tugas yang harus kita selesaikan .

Jurnal Dwi mingguan merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh CGP ini merupakan refleksi diri setelah mengikuti pelatihan yang tertulis secara rutin setiap 2 minggu sekali.

Pada jurnal kali ini saya konsisten dengan model 4 F ( Fact, Feeling,Finding dan future )yang di kembangkan oleh Dr Roger Greenaway

Jadwal Paket Modul 2.3

1. Mulai dari diri dan eksplorasi konsep mandiri hari Jumat tanggal 17 November 2023
2. Eksplorasi konsep mandiri hari Senin tanggal 20 November 2023
3. Due date Koneksi Antar Materi modul 2.2 Senin tanggal 20 November 2023
4. Eksplorasi konsep mandiri Selasa tanggal 21 November 2023
5. Eksplorasi konsep forum diskusi Rabu tanggal 22 November 2023
6. Eksplorasi konsep forum diskusi Kamis tanggal 23 November 2023
7. Ruang Kolaborasi hari Jumat tanggal 24 November 2023
8. Jurnal Dwi mingguan hari Sabtu tanggal 25 November 2023
9.Ruang Kolaborasi hari Senin 27 November 2023
10. demonstrasi Konstektual hari Selasa tanggal 28 November 2023
11. Demonstrasi Konstektual hari Rabu tanggal 29 November 2023
12 Elaborasi pemahaman/ koneksi antar materi hari Kamis tanggal 30 November 2023
13. Due date ruang kolaborasi modul 2.3 Hari Kamis tanggal 30 November 2023
14. Elaborasi pemahaman/koneksi antar materi hari Jumat tanggal 1 Desember 2023
15.Aksi Nyata Senin-Kamis 4-7 Desember 2023
16 Due date demonstrasi Konstektual modul 2.3 hari Senin tanggal 4 Desember 2023
17. Post test Paket Modul 2 hari Selasa tanggal 5 Desember 2023
18. Due date Koneksi antar materi modul 2.3 hari Kamis tanggal 7 Desember 2023
Fact ( peristiwa )
 Setelah belajar banyak tentang modul 2.2 tentang pembelajaran Sosial Emosional {PSE} .Pembelajaran 2.3 Diawali dari mulai diri dendiri, yaitu memahami materi secara pribadi dan juga mendengarkan bermacam -macam video kemudian menjawab berbagai pertanyaan,

Jujur pada dasarnya saya pribadi masih merasa belum paham tentang apa itu supervisi Akademik dengan model coaching , namun pada akhirnya mulai sedikit pahan setelah adanya diskusi Bersama dan juga ruang kolaborasi yang disediakan,Dalam kegiatan ruang kolaborasi disampaikan juga perbedaan antara coaching,mentoring, konseling,fasilitasi,dan training.yang kesemuanya itu sangatlah berbeda,

CGP juga di berikan pertanyaan yang menyangkut bagaimana perasaanya Ketika di supervise, dan diminta menjelaskan proses supervise akademik yang edial, yang menumbuhkan diri CGP menjadi pribadi yang mampu menjadi pemimpin /kepala sekolah.

namun inti dari Coaching supervise Akademik yaitu serangkaian aktifitas yang bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung pada guru dalam kegiatan yang bermakna di kelas.

Kopetensi inti coaching denagn percakapan alur TIRTA yang diawali dengan Latihan di ruang kolaborasi dan juga praktek yang dilaksanakan secara kelompok, serta refleksi yang dilakukan Bersama rekan , pemahaman saya , apa supervise berbasis ciaching , yaitu supervise yang sifatnya mengantarkan seseorang,lebih kepada kemitraan yang bertujuan untuk membangun ide,menfasilitasi pertumbuhan,menumbuhkan ide ide baru,dalam sarana pengembangan potensi. hal yang penting adalah bagaimana adanya pemberdayaan cochee bukan menggurui atau bahkan memberikan sulusi terhadap coachee.

Menurut KHD lebih kepada menuntun kekuatan kodrat dalam memperbaiki lakunya, jadi coaching adalah menuntun potensi agar mencapai keselamatan sebagai manusia,atau anggota masyarakat.

Guru Membebaskan murid untuk menemukan kekuatan dirinya dan pendidik sebagai pamong, dalam memberdayakan potensi yang ada agar murid menemukan kekuatan dirinya."

Feeling (Perasaan)

Selama belajar di modul 2.3 tentang coaching supervisi akademik, diawali dengan Ruang kolaborasi,saya merasa senang karena membuka wawasan, dan juga merasa bisa berbagi pengalaman sesama teman yang nantinya akan kita gunakan dalam pembelajaran yang berpihak pada murud sehingga mampu merubah paradigma yang ada.

Dari sisi lain saya merasa cemas tidak bisa mengerjakan tepat waktu karena berbenturan dengan penjaringan murid , lomba Hari Guru Nasional saya maju pidato bahasa Jawa dan pelaksanaan penilaian sumatif akhir semester gasal kebetulan saya koordinator soal kelas 1 , namun dengan pembagian waktu yang tepat akhirnya semua berjalan dengan baik.

Dalam praktik menjadi Coach dan coachee saya merasa sangat beruntung mendapatkan patner bapak Wahyu dan Bu Shamaniatun yang sangat menyenangkan sehingga percakapan mengalir begitu saja dan tidak terasa namun dari situlah sulusi -solusi kami dapatkan tanpa ada keterpaksaa, sumbang ide dari coach. Selain itu saya sangat bangga bahwasanya patner saya juga merasakan hal yang sama.

Pembelajaran.( Finding )
Dari pembelajaran modul 2.3 coaching supervise Akademik saya merasakan mendapat ilmu yang sangat berguna kelak kemudian hari untuk meningkatkan kopetensi saya sebagai pemimpin pembelajaran , baik di sekolah,keluarga bahkan dalam masyarakat.

Rangkaian supervise akademik ini di gunakan kepala sekolah untuk perbaikan dan pengembangan guru di sekolah,Dari sinilah awal kepala sekolah menuntun warganya untuk selalu mampu mengembangkan kopetensinya .

Pengembangan kebutuhan kopetensi diri dan orang lain dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan sangatlah di prioritaskan,Pendekatan yang biasa digunakan adalah pendekatan yang diawali dengan paradigma pengembangan yang memberdayakan agar terarah dan berkelanjutan.salah satunya adalah coaching supervise akademik,yaitu membuka seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya.

Coachin didifinisikan sebagai sebuah peoses kolaborasi yang focus pada solusi, berorentasi pada hasil tersistematis


Mulai dari diri
Eksplorasi konsep
Ruang kolaborasi
Hari ini Jum'at tanggal 4 Nopember 2023 kita ketemu di Rukol sesi 1
Modul 2.3 ( Coaching untuk Supervisi Akademik) 
Ruang kolaborasi Modul 2.3 - Sesi Latihan

Klas A jam 12.30 - 15.30
Klas B jam 16.00- 19.00

Skenario:
Pembukaan : 5 menit
Penjelasan Tujuan : 10 mnt
Review Pembljr: 20 menit
Penjelasan kegiatan : 10 mnt
Latihan coaching : 60 mnt
Refleksi diri coaching: 40 mnt
Refleksi aktifitas : 25 menit
Penutupan foto : 10 mnt

Semoga lancar dalam bimbingan Alloh. 

Terima kasih walsm. Wwb


2.3.a.4.3. Eksplorasi Konsep - TIRTA Sebagai Model Coaching
untuk bereksplorasi secara mandiri mengenai konsep coaching di konteks pendidikan dan komunikasi yang memberdayakan sebagai salah satu keterampilan dasar coaching. Sekarang, saatnya Anda mempelajari tentang satu model coaching yang akan Anda praktekkan yaitu TIRTA: satu model coaching yang dapat membantu peran coach dalam membuat alur percakapan menjadi lebih efektif dan bermakna.

TIRTA

TIRTA dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will. Pada tahapan 1) Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini, 2) Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee, 3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi. 4) Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.

Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan pendampingan kepada murid melalui pendekatan coaching di komunitas sekolah dengan lebih mudah dan mengalir.

TIRTA kepanjangan dari

T: Tujuan
I: Identifikasi
R: Rencana aksi
TA: Tanggung jawab

Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Anda, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan.
Tugas Anda adalah menuntun atau membantu murid (coachee) menyadari bahwa mereka mampu menyingkirkan sumbatan-sumbatan yang mungkin menghambat perkembangan potensi dalam dirinya.Dengan demikian, bagaimana cara Anda menjaga agar dapat menyingkirkan sumbatan yang ada? Jawabannya adalah keterampilan coaching.

Tujuan Umum
TIRTA dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) dan yang dapat ditanyakan kepada coachee adalah:

a. Apa rencana pertemuan ini?
b. Apa tujuannya?
c. Apa tujuan dari pertemuan ini?
d. Apa definisi tujuan akhir yang diketahui?
e. Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini?

Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih coachee.

Identifikasi
Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini adalah:

a. Kesempatan apa yang kamu miliki sekarang?
b. Dari skala 1 hingga 10, dimana kamu sekarang dalam pencapaian tujuan kamu?
c. Apa kekuatan kamu dalam mencapai tujuan
d. Peluang/kemungkinan apa yang bisa kamu ambil?
e. Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi kamu dalam meraih tujuan?
f. Apa solusinya?

Rencana Aksi
Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

a. Apa rencana kamu dalam mencapai tujuan?
b. Adakah prioritas?
c. Apa strategi untuk itu?
d. Bagaimana jangka waktunya?
e. Apa ukuran keberhasilan rencana aksi kamu?
f. Bagaimana cara kamu mengantisipasi gangguan?

TAnggungjawab
TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

a. Apa komitmen kamu terhadap rencana aksi?
b. Siapa dan apa yang dapat membantu kamu dalam menjaga komitmen?
c. Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching ini?

Model TIRTA
Dengan menjalankan metode TIRTA ini, harapannya seorang guru dapat semakin mudah dapat menjalankan perannya sebagai coach. Gambar model TIRTA berikut ini dapat membantu Anda agar lebih terarah dalam melakukan sesi coaching.



Setelah memahami langkah-langkah proses coaching dalam model TIRTA, mari berefleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Dari semua langkah dalam model TIRTA, langkah manakah yang menurut Anda paling menantang? Mengapa?


2. Kendala apakah yang mungkin akan Anda hadapi ketika Anda menggunakan langkah-langkah dalam model TIRTA ketika berupaya melakukan sesi coaching dengan murid Anda di sekolah?

Penerapan( Future)
Dari pembelajaran modul 2.2 2.3 ini saya secara pribadi terilhami untuk mencoba menjadi bagian dari agen perubahan dan dimulai dari diri, rekan , dan komunitas sekolah untuk menjadikan yang terbaik.

Pembelajaran berdeferensiasi yang mengitegrasikan Pendidikan social emosional, juga kopetensi social emosional. Sangatlah berguna dalam melakukan supervise akademik Bersama teman sejawat dan siswa pada khususnya.

Berdasarkan paradigma berfikir coacing yaitu Fokus pada rekan,bersikap terbuka,memiliki kesadaran yang kuat dan mampu melihat peluang, ini merepakan contoh dari budaya positif.mengapa dengan kesadaran yang kuat maka akan menangkap adanya perubahan perubahan yang terjadi.

Saya sangat termotivasi untuk berkolaborasi dengan rekan sejawat dengan untuk menerapkannya di sekolah.
Aksi nyata

Terkait dengan aksi nyata Modul 2.3, mengingat waktu pembelajaran tinggal 3 hari ini ( Rabu Kamis Jumat)  sempatkan untuk membuat video aksi nyata tentang Coaching setidaknya ada 3 video yang harus panje buat dan video tersebut harus dipadukan serta diyoutubekan karena tgl 27 sampai tgl 1 anak-anak melaksanakan tes akhir sumatif.
Semoga bisa memahami ketiga membuka tugal di modul 2.3 
1. Video pra observasi 
Antara CGP dan teman sejawat terkait rencana pembelajaran 
2. Video observasi ketika pelaksanaan pembelajaran 
3. Video pasca observasi 
Refleksi pembelajaran 

Semua bisa berjalan dengan lancar.
Saya lomba pidato bahasa Jawa dapat juara 3 , kebetulan juara 1 adalah Guru Bahasa Jawa dari SMP Negeri 02 Karangpandan dan juara 2 dari guru bahasa SMA Negeri Karangpandan. Pengalaman yang luar biasa untuk saya mendapat kesempatan belajar dengan beliau-beliau yang hebat.


Aksi Nyata Modul 2.3

 

Bukti Karya PMM



Rabu, 08 November 2023

Jurnal-Refleksi-Dwi-Mingguan-Modul-2-2-Pembelajaran-Sosial-dan-Emosional

 

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL dan EMOSIONAL

Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F (Fact, Feeling, Findings, dan Future, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni : Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.

  1. Fact (Peristiwa)

Pada modul 2.2 ini saya mulai mempelajari materi mengenai Pembelajaran Sosial dan Emosional. Sesuai tahapan MERDEKA yang dilaksanakan, pembelajaran Modul 2.2 ini dimulai dengan mulai dari diri, kami disuguhi materi dan video yang ada di LMS serta diberikan beberapa pertanyaan tentang pengalaman yang pernah kami alami yang berhubungan dengan tugas kami sebagai pendidik yang berkaitan dengan sosial dan emosional. Bagaimana kami menghadapi krisis tersebut, bagaimana kami bisa bangkit dari krisis tersebut, serta apa yang kami pelajari dari krisis tersebut. Kemudian kami disuguhi dengan eksplorasi konsep yang berisi materi-materi tentang Kompetensi Sosial Emosional, Pembelajarannya serta Implementasinya di sekolah. Selain itu juga diselingi dengan tugas-tugas yang berisi refleksi dari tiap-tiap materi yang telah kami pelajari. Tujuan dari materi Pembelajaran Sosial Emosional adalah memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri); menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri); merasakan dan menunjukan empati kepada orang lain (kesadaran sosial); dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran Sosial Emosional ini dapat diimplementasikan di kelas atau sekolah dengan 4 indikator yaitu: pembelajaran eksplisit, integrasi dalam pembelajaran guru dan kurikulum akademik, melalui proses menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE Tenaga pendidik dan Tenaga Kependidikan.

  1. Perasaan (Feeling)

Saya bersyukur mendapat ilmu baru yang sangat luar biasa berpengaruh terhadap eksistensi saya menjalani profesi sebagai guru. Modul 2.2 memang memberikan saya banyak ilmu mengenai Pembelajaran Sosial dan Emosional. Dimana saya adalah seorang guru yang terkadang sulit dalam kontrol emosi ‘negatif’ seperti marah, khawatir, dan lain-lain. Di modul ini, saya mendapatkan hal yang luar biasa terkait ilmu-ilmu baru yang memacu saya lebih bersemangat dalam mengimplementasikan semua yang saya dapatkan. Forum diskusi selama sesi ruang kolaborasi membuat saya semakin paham mengenai penguasaan emosi dari pembelajaran sosial dan emosional ini. Saya harap dengan mempelajari ini, saya akan mampu mengontrol setiap emosi dalam diri saya yang tentunya berdampak kepada orang lain serta memberikan contoh kepada rekan sejawat lainnya.

  1. Pembelajaran (Findings)

Dalam modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional banyak ilmu baru yang bisa saya dapatkan. Dari modul ini saya mendapatkan pelajaran bahwa mengenali emosi diri sebelum melakukan setiap tindakan itu harus, agar tindakan tersebut tidak berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Selain mengenali emosi diri, kita juga dituntut untuk mampu mengelola emosi tersebut agar kita kembali ke keadaan semula yaitu dalam keadaan yang bahagia. Selain itu, banyak lagi ilmu yang saya dapatkan di modul ini seperti kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Semua materi tersebut bertujuan untuk menciptakan hubungan yang baik dan positif dengan sesama rekan kerja, dengan murid maupun dengan masyarakat disekitar kita. Beberapa kesimpulan dalam mempelajari modul ini antara lain:

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah yang memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai 5 Kompetensi Sosial dan Emosional.

5 Kompetensi Sosial Emosional diantaranya sebagai berikut :

  • Kesadaran Diri (Self Awareness),
  • Pengelolaan Diri (Self Management),
  • Kesadaran Sosial (Social Awareness),
  • Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills),
  • Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making).

Sehingga tujuan utama PSE itu sendiri adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.

  1. Penerapan (Future)

Dari pendalaman materi PSE pada modul 2.2 ini saya berencana untuk menerapkannya terlebih dahulu dalam lingkup kelas saya di sekolah seperti melakukan Bernafas dengan kesadaran penuh sebelum memulai pembelajaran dengan teknik STOP, kemudian juga mengintegrasikan kompetensi tersebut dalam pembelajaran saya seperti menerapkan kompetensi kesadaran sosial dalam perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudian menerapkan keterampilan berelasi pada saat melakukan refleksi ataupun memberikan umpan balik terhadap hasil kerja teman maupun penjelasan guru dengan menggunakan kata-kata yang positif dan mudah dimengerti.


https://youtu.be/8SnquPvV0gY


https://anyflip.com/vrfcn/hkyz/


Demonstrasi Konstektual :


https://anyflip.com/vrfcn/qaah/


Koneksi antar materi:


https://anyflip.com/vrfcn/qfzl/


https://youtu.be/c37WhdMddxg

Berkunjung ke rumah Bu Fasilitator dan Pak Pendamping Praktik

Hari ini Senin tanggal 15 April 2024 Saya bersama teman-teman berkunjung ke rumah Bu Fasilitator ibu Sudarsi, S.Pd., M.Pd dan pak PP Bapak H...