Sabtu, 18 Februari 2023

Februari Ceria ke-18 tanggal 18/02/2023

Februari Ceria ke-18
Tantangan ke-18 menulis Februari Ceria 2023 
Tanggal 18 Februari 2023
Tema Pendidikan.

Penjor

Nunung Fika Herawati Efendi, S.Pd

Hari jadi kota solo kali ini diguyur dengan air hujan, banjir di beberapa tempat, tapi semua itu tidak menyurutkan semangat.
Pasar Gedhe pun ikut andil dalam memeriahkan hari jadi kota solo dengan membuat Penjor di depan pintu utama masuk pasar.
malam-malam pegawai antusias bekerja keras membuat Penjor.
Penjor merupakan simbol dari Naga Basuki yang artinya kesejahteraan dan kemakmuran. Bagi umat Hindu di Bali penjor merupakan simbol gunung yang dianggap suci.
Ada yang berpendapat bahwa memasang Penjor bertujuan untuk mewujudkan rasa bakti dan sebagai ungkapan terima kasih atas kemakmuran yang diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan).

Fungsi Penjor
Penjor dibuat menggunakan tiang bambu tinggi melengkung setinggi sekitar 10 meter yang merupakan gambaran gunung tertinggi, yang dihiasi dengan berbagai hiasan janur dilengkapi dengan dengan hasil-hasil bumi, kue, serta kain putih atau kuning, yang menjadi bagian dari beberapa unsur yang mencirikan penjor. Penjor juga dikatakan simbol sebuah Gunung, dan gunung sendiri merupakan stana Tuhan dengan berbagai manisfestasinya.

Penjor digunakan sebagai sebuah alat dekorasi yang didesain cantik, indah dan menarik, seperti saat ada acara pernikahan, kegiatan atau even-even tertentu pada sebuah hotel atau perusahaan, yang ditonjolkan tentu unsur seninya, bukan perlengkapannya atau unsur-unsur yang berhubungan dengan simbol-simbol kekuatan Ida Sang Hyang Widi, tentu hal tersebut hanya untuk dekorasi dan kemeriahan semata.

Penjor bisa dibuat seindah atau seseni mungkin sesuai dengan kemampuan, atau bahkan dibuat dengan sederhana sesuai kemampuan, situasi dan kondisi, namun yang tidak bisa dikurangi adalah unsur perlengkapannya.

Penjor sendiri dibuat menggunakan alat atau unsur-unsur dari alam semesta, seperti batang bambu, jenis daun (plawa) seperti janur, cemara, pakis aji dan andong, untuk buah-buahan dan umbi-umbian yang digolongkan sebagai pala bungkah (umbi-umbian) seperti umbi ketela, pala gantung seperti buah kelapa, pisang, mentimun atau jambu dan pala wija (buah berbiji) seperti jagung dan padi juga dilengkapi dengan kue, tebu dan uang kepeng. Semua hasil bumi atau hasil dari alam semesta tersebut juga memberikan arti sebagai rasa bakti dan ucapan terima kasih atas segala kemakmuran yang diberikan oleh Ida Sang Hyang Widi Wasa pada umat manusia.

Penjor dipasang di depan pekarangan rumah, kantor, ataupun tempat usaha, tepatnya di sebelah kanan pintu masuk, sanggah atau lengkung dari penjor mengarah ke jalan. Jika rumah anda menghadap ke Timur, maka penjor tersebut dipasang di sebelah Selatan. Bagian depan penjor dipasang sebuah sanggah cucuk setinggi sekitar 1.5 meter sebagai perlambang Ardha Candara, yaitu sebuah sanggah yang bagian bawah segi empat atapnya melengkung setengah lingkaran, bentuknya seperti bulan sabit, sedangkan pada ujung penjor (ujung bambu) dipasangi sebuah sampian penjor lengkap dengan bunga, porosan, kwangen, sesari 11 uang kepeng.

Simbol Dan Makna Perlengkapan Penjor Upacara
Dari beberapa unsur yang melengkapi penjor Galungan tersebut, memiliki makna atau simbol dari kekuatan Tuhan. 

Menurut kepercayaan saudara yang beragama Hindu.
Bambu, adalah simbol gunung dan gunung tempat stana para Ida Sang Hyang Widi dan juga sebagai simbol kekuatan Hyang Brahma

Bambu (tiying) dibungkus ambu/kasa, simbol kekuatan Dewa Maheswara
Kain putih kuning, simbol kekuatan Dewa Iswara
Sampian, simbol kekuatan Dewa Parama Siwa
Janur, simbol kekuatan Dewa Mahadewa
Kue (jaja uli +gina), simbol kekuatan Dewa Brahma
Kelapa, simbol kekuatan Dewa Rudra
Pala bungkah, pala gantung, simbol kekuatan Dewa Wisnu
Tebu, sebagai simbol kekuatan Dewa Sambu
Plawa, simbol kekuatan Dewa Sangkara
Sanggah Cucuk, simbol kekuatan Dewa Siwa
Lamak, simbol Tribhuana
Banten Upakara sebagai simbol kekuatan Dewa Sadha Siwa
Klukuh berisi pisang, tape dan jaja, simbol kekuatan Dewa Boga
Ubag-abig, simbol Rare Angon
Hiasan cili, gegantungan, simbol widyadari
Tamiang, sebagai simbol penolak bala atau kejahatan
 
Unsur-unsur tersebut diatas diperlukan saat pembuatan penjor upacara di Bali karena melambangkan simbol-simbol suci atas dasar atau landasan dari implementasi ajaran kitab suci weda, yang berkaitan erat dengan nilai-nilai dan etika agama Hindu. Sedangkan penjor dekorasi tidak perlu melengkapi dengan semua unsur tersebut di atas, cukup agar penjor tersebut tampil menarik dan indah. Penjor adalah sebuah bagian warisan dan budaya dan tradisi.

Salam literasi.


 

Tidak ada komentar:

Berkunjung ke rumah Bu Fasilitator dan Pak Pendamping Praktik

Hari ini Senin tanggal 15 April 2024 Saya bersama teman-teman berkunjung ke rumah Bu Fasilitator ibu Sudarsi, S.Pd., M.Pd dan pak PP Bapak H...