Nama : Nunung Fika Herawati Efendi, S.Pd.
Instansi : SD Negeri 01 Doplang, Kecamatan Karangpandan
Calon Guru Penggerak Angkatan 9
Kelas B2.093 Kabupaten Karanganyar.
Jurnal Dwi Mingguan Modul 2.1
Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi
Modul 2.1- Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan murid.
1. Peristiwa (Fact)
Di modul 2.1 ini, saya dibekali pengetahuan mengenai Pembelajaran Berdiferensiasi.
Kegiatan pengkajian LMS ini menggunakan Alur Merdeka. Diawali dengan Pre Test, Mulai
dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi 1, Ruang Kolaborasi 2, Demonstrasi
Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan diakhiri dengan Aksi Nyata.
Modul 2.1 diawali dengan mengerjakan soal pre test sebanyak 18 soal pilihan ganda. Soal
memuat materi yang akan dipelajari di modul 2.1. Dalam kegiatan Mulai dari Diri saya diajak
untuk berefleksi dalam mengelola kelas dan memenuhi kebutuhan belajar murid yang
berbeda-beda, selain itu juga berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana tindakan
gurunya di masa lalu membantu dirinya untuk belajar dengan lebih baik sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Kegiatan selanjutnya adalah Eksplorasi Konsep. Dalam kegiatan ini, saya diberi pemahaman
tentang pembelajaran berdiferensiasi, sehingga dapat menjelaskan bagaimana cara
mengetahui kebutuhan belajar murid.
https://drive.google.com/file/d/1Wow7ChCJGBVXJ29Zia_LXOhy7xC5pzJx/view?usp=sharing
Pada kegiatan ruang kolaborasi 1, saya bersama CGP
lainnya difasilitasi oleh Fasilitator Ibu Sudarsi, S.Pd., M.Pd untuk mengkaji serta menganalisis
berbagai contoh kasus mengenai pembelajaran berdiferensiasi. Selanjutya dalam ruang
kolaborasi 2, kami mempresentasikan dan mendiskusikan hasil diksusi kelompok kecil dan
saya masuk kelompok 3 untuk kemudian diberi masukan dan saran. Kami pun mendapat
pencerahan mengenai pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di berbagai jenjang
pendidikan.
https://drive.google.com/file/d/18JgFak3Y7G9iwx1sB1VB7DIvmj8SaBF-/view?usp=sharing
Diskusi dengan rekan CGP dalam ruang kolaborasi untuk menemukan kesamaan
persepsi serta saling memberi masukan konstruktif dalam menyusun rencana pembelajaran
berdiferensiasi, secara mandiri menyusun RPP berdiferensiasi diunggah di LMS untuk
mendapat umpan balik dari sesama CGP dan fasilitator, mendapat penguatan dari instruktur
dalam elaborasi pemahaman tentang membuat keterkaitan dengan materi sebelumnya yang
sudah dipelajari, dan diakhiri dengan aksi nyata praktik pembelajaran berdiferensiasi di kelas
sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.
https://penanunungfika.blogspot.com/2023/10/pre-test-paket-modul-2-mulai-dari-diri.html
https://penanunungfika.blogspot.com/2023/10/mulai-dari-diri-eksplorasi-konsep-modul.html
2. Perasaan (Feelings)
Pada awalnya saya merasa senang, panik , tapi juga agak ragu dan berfikir bahwa dalam persiapan
pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi seakan rumit dan sangat berbeda dengan
pembelajaran konvensional. Namun saya menyadari bahwa murid memiliki hak untuk
mendapatkan pendidikan dengan cara yang menyenangkan dan mengasyikan sesuai dengan
minat dan gaya belajarnya. Sementara guru memiliki kewajiban untuk merancang
pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan murid (profil, minat dan gaya
belajar murid), hal ini dapat diejawantahkan dalam pembelajaran berdiferensiasi.
Selanjutnya saya merasa tercerahkan, karena setelah membaca bagian eksplorasi konsep, dan
berdiskusi dalam ruang kolaborasi, saya jadi semakin mengerti bahwa murid yang beragam
memerlukan pelayanan yang beragam pula. Saya jadi tahu bahwa kita sebagai guru dapat
mengakomodir keragaman siswa tersebut melalui ragam (diferensiasi) konten, proses dan
produk pembelajaran, dalam proses ini butuh pemikiran ekstra bagaimana saya nanti mengolah kegiatan pembelajaran agar tetap kondusif.
3. Pembelajaran (Findings)
"Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu,
jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru
seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru
mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin." (Ki Hajar Dewantara).
Pada awal bagian Eksplorasi Konsep, guru harus mampu melayani murid yang
beragam dengan pelayanan yang beragam pula. Setelah murid terlayani dengan baik, besar
harapan, murid dapat mencapai kebahagianya sesuai filosofis tujuan pendidikan Ki Hajar
Dewantara, pada akhirnya murid dapat mencapai kompetensi yang diharapkan sehingga dapat
memberikan manfaat bagi sekitarnya.
Pembelajaran berdiferensiasi didesain agar guru bisa melaksanakan pembelajaran yang
mampu mengakomodir berbagai macam kebutuhan belajar murid.
"Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri,
bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya." (Ki Hajar
Dewantara)
Guru harus memiliki kepekaan dalam merespon semua kebutuhan belajar murid,
Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan :
1. Bagaimana kesiapan belajar murid;
2. Bagaimana minat murid terhadap materi pembelajaran kita; dan
3. Seperti apa profil belajar murid.
Kemudian dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu juga memperhatikan strategi :
1. Diferensiasi konten;
2. Diferensiasi proses; dan
3. Diferensiasi produk.
Dan dalam proses penilaian, guru menggunakan penilaian berjenjang. Harapannya, semua murid bisa memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga lingkungan yang aman dan nyaman pun akan didapatkan murid.
https://drive.google.com/file/d/1M0UTG8FtGGa5-M8Yy-wabR3LP7i5EsU-/view?usp=sharing
4. Penerapan (Future)
Setelah mempelajari modul 2.1 ini, ke depannya saya akan selalu berupaya dan berusaha
untuk melayani kebutuhan murid yang beragam melalui pembelajaran berdiferensasi
Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat diselenggarakan secara efektif, maka perlu pemetaan
kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan, minat dan profil belajar murid, agar guru
dapat menentukan perbedaan konten, proses, serta produk dalam kegiatan pembelajaran.
Yaitu dengan asesmen diagnostic non kognitif. Data pemetaan bisa diperoleh dari data murid
pada tahun/semester sebelumnya, melalui angket, melalui pengamatan, atau wawancara
dengan sesama rekan guru dan wali murid. Bagi saya ini merupakan pengetahuan baru,
sehingga dalam prakteknya butuh proses dan terus belajar. Semoga dapat berkontribusi dalam
transformasi pendidikan di Indonesia, murid menjadi aset yang kelak menjadi pemimpin
bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar