Kamis, 28 September 2023
Alhamdulillah selesai untuk tugas Modul 1.3
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3. Visi Guru Penggerak
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3. Visi Guru Penggerak
Nunung Fika Herawati Efendi , S.Pd
SD Negeri 01 Doplang
Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Tahun 2023
BPGB Jawa Tengah
Jadwal Implementasi Program PGP dilaksanakan dari tanggal Jumat 15 September 2023 sampai dengan Kamis 28 September 2023
Adapun rinciannya sebagai berikut :
Apa kabar Guru hebat, Semoga kita senantiasa diberi kesehatan dan
kemudahan dalam berikhtiar. Salam jumpa lagi dengan penulis Nunung Fika
Herawati Efendi Calon Guru Penggerak Angkatan 9 dari SD Negeri 01 Doplang
Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah.
Pada postingan kali ini penulis jurnal refleksi dwimingguan sesuai
dengan pengalaman dan apa yang sudah dipelajari selama proses pendidikan guru
penggerak di materi modul 1.3 yaitu tentang Visi Guru Penggerak. Dalam menulis
jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yang diprakarsai oleh Dr.
Roger Greenaway yaitu model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)
dapat diterjemahkan menjadi 4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan
Penerapan).
Berikut jurnal refleksi dwimingguan modul 1.3 Visi Guru Penggerak.
1. Facts (Peristiwa)
Pada minggu ke
tiga yaitu tanggal 22 November 2022 saya mulai mempelajari modul 1.3 tentang
Visi Guru Penggerak. Saya mempelajari modul 1.3. dengan alur MERDEKA, yakni:
a. Mulai dari
Diri
Pada kegiatan ini, saya diajak untuk
membuat gambaran imajiku tentang murid impian di masa depan. pada alur ini saya
melakukan refleksi secara mandiri untuk menggambarkan murid dan lingkungan
belajar untuk 5 sampai dengan 10 tahun lagi serta saya diarahkan dapat
merumuskan visi sebagai guru penggerak yang sesuai dengan profil pelajar
Pancasila. 1.3.a.4. Eksplorasi
Konsep - Modul 1.3
Page 1
Durasi
: 2 JP.
Moda : Belajar
Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
1. CGP dapat menjelaskan pentingnya visi yang
berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam
pendidikan.
- CGP
dapat menguraikan manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui
pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan.
Pengantar
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, selamat
datang di pembelajaran kedua! Kali ini, kita akan mengeksplorasi mengapa
lingkungan belajar yang bermakna dan berpihak pada murid itu harus ditumbuhkan.
Bapak/Ibu CGP telah membuat lukisan mimpi dan narasi visi mengenai murid dan
lingkungan belajar di masa depan yang sesuai murid yang Bapak/Ibu impikan. Nah,
kali ini kita akan membahas lanjutan mengenai visi, bagaimana mewujudkannya
dengan sebuah pendekatan Inkuiri Apresiatif. Inkuiri Apresiatif (IA)
adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya
kolaboratif untuk menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu
organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa
depan (Cooperrider & Whitney, 2005). Untuk mengetahui lebih
lanjut tentang IA dan bagaimana melakukannya di satuan pendidikan kita, mari
kita menyimak bacaan-bacaan pada halaman berikutnya.
Aku Melihat Indonesia
Karya: Ir. Soekarno
Jikalau aku berdiri di
pantai Ngliyep
Aku mendengar Lautan
Hindia bergelora membanting di pantai Ngliyep itu
Aku mendengar lagu, sajak Indonesia
Jikalau aku melihat
sawah-sawah yang menguning-menghijau
Aku tidak melihat lagi batang-batang padi yang menguning menghijau
Aku melihat Indonesia
Jikalau aku melihat
gunung-gunung
Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Merbabu, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung
Kelebet, dan gunung-gunung yang lain
Aku melihat Indonesia
Jikalau aku mendengarkan
Lagu-lagu yang merdu dari Batak
bukan lagi lagu Batak yang kudengarkan
Aku mendengarkan Indonesia
Jikalau aku mendengarkan
Pangkur Palaran
bukan lagi Pangkur Palaran yang kudengarkan
Aku mendengar Indonesia
Jikalau aku mendengarkan
lagu Olesio dari Maluku
bukan lagi aku mendengarkan lagu Olesio
Aku mendengar Indonesia
Jikalau aku mendengarkan
burung Perkutut
menyanyi di pohon ditiup angin yang sepoi-sepoi
bukan lagi aku mendengarkan burung Perkutut
Aku mendengarkan Indonesia
Jikalau aku menghirup
udara ini
Aku tidak lagi menghirup udara
Aku menghirup Indonesia
Jikalau aku melihat wajah
anak-anak
di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar
“Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!”
Aku bukan lagi melihat mata manusia
Aku melihat Indonesi
NUNUNG FIKA HERAWATI EFENDI noted on Pengantar
Puisi
karya Ir. Soekarno memiliki yang berjudul “ Aku Melihat Indonesia” makna dari
sudut pandang saya adalah menggambarkan betapa indah dan mencintainya beliau
terhadap Tanah Air Indonesia yang memiliki sumber daya alam, budaya, kekayaan,
beraneka suku, pulau, lagu, yang luar biasa, beliau bangga menjadi bagian
bangsa Indonesia. sekolah sebagai rumah
yang aman, nyaman dan bermakna bagi murid masa depan bangsa Indonesia yang
merdeka.
Page 1
Page 2
1.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.3
Durasi
: 2 JP
Moda : Belajar
Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
1. CGP dapat menjelaskan pentingnya visi yang
berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam
pendidikan.
- CGP
dapat menguraikan manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui
pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan
A. Memimpin Perubahan Positif
A.1. Berpikir
Strategis
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu usai membaca puisi di atas?
Apa yang bergelora dalam darah Bapak/Ibu? Ya, puisi di atas menunjukkan visi
Presiden Pertama kita akan wujud kesatuan dari ragam kekayaan yang ada di
Indonesia. Beliau begitu kuat menggambarkan pesan beliau tersebut lewat
sepotong puisi. Kita belajar, bahwa visi dapat disajikan dalam bentuk yang
beraneka ragam dan apapun bentuknya, visi itu harus menyemangati, menggerakkan
hati dan kolaborasi tiap anggota dalam suatu komunitas.
Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan
bermakna bagi murid sepertinya sudah menjadi hal yang umum diinginkan semua
pihak. Mungkin saja, sebagian dari Bapak/Ibu juga menuliskan mimpi itu pada
gambaran visinya. Namun, dalam prakteknya, kalimat tersebut bukan kalimat yang
mudah untuk diwujudkan. Perlu perubahan yang mendasar dan upaya yang konsisten.
Inilah salah satu tujuan visi, yaitu untuk mencapai perubahan yang lebih baik
dari kondisi saat ini. Visi membantu kita untuk melihat kondisi saat ini
sebagai garis “start” dan membayangkan garis “finish” seperti apa
yang ingin dicapai. Ini bagaikan seorang pelajari yang perlu mengetahui garis “start”
dan garis “finish” bahkan sebelum ia benar-benar berlari melintasi jalur
lari tersebut.
Menurut Evans (2001), untuk memastikan bahwa perubahan
terjadi secara mendasar dalam operasional sekolah, maka para pemimpin sekolah
hendaknya mulai dengan memahami dan mendorong perubahan budaya sekolah. Budaya
sekolah berarti merujuk pada kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan di
sekolah. Kebiasaan ini dapat berupa sikap, perbuatan, dan segala bentuk
kegiatan yang dilakukan warga sekolah. Walaupun sulit, reformasi budaya sekolah
bukanlah hal yang tidak mungkin. Untuk melakukannya diperlukan orang-orang yang
bersedia untuk terus berinovasi dan terbuka terhadap perubahan zaman. Untuk
mewujudkan hal ini seorang pemimpin membutuhkan partisipasi dari semua warga
sekolah.
Perubahan yang positif dan konstruktif di
sekolah biasanya membutuhkan waktu dan bersifat bertahap. Oleh karena itu,
sebagai pemimpin, Bapak/Ibu CGP hendaknya terus berlatih mengelola diri sendiri
sambil terus berupaya menggerakkan orang lain yang berada di dalam lingkaran
pengaruh Bapak/Ibu untuk menjalani proses perubahan ini bersama-sama. Bapak/Ibu
bukanlah penyedia semua jawaban dan jalan keluar bagi sekolah, Bapak/Ibu adalah
penyelaras konteks dan pembangun koherensi perubahan. Hal ini perlu dilakukan
dengan niatan belajar yang tulus demi mewujudkan visi sekolah impian. Bapak/Ibu
perlu mendalami peran strategis rekan guru dan segenap komunitas orang dewasa
di sekitar murid demi meningkatkan kualitas pembelajaran bagi murid. Bapak/Ibu
tidak mungkin dapat menjangkau semua murid sendiri. Jalan yang ditempuh untuk
mewujudkan visi tersebut bukanlah jalan untuk mencari kemenangan semata. Jalan
yang harus kita pilih adalah jalan kesinambungan atau keberlanjutan. Dengan
demikian, yang dibangun bukanlah hubungan transaksional, yang dibangun adalah
hubungan antar-manusia dan gotong-royong sehingga sekolah menjadi wahana utama
untuk mengedepankan kepentingan murid, memberdayakan murid, mengajak murid
duduk di kursi kendali pembelajaran mereka sendiri. Tut wuri handayani
terejawantahkan.
Salam hebat dan bahagia Bapak Ibu guru hebat. Memimpin perubahan,untuk terwujud
suatu perubahan ke arah yang positif dan konstruktif perlu proses dan waktu,
biasanya ada hambatan/perbedaan dalam melaluinya , kita belajar dan
berkolaborasi dengan siapa saja yang terkaiit, jika ada perbedaan pendapat dan
Kebiasaan yang ada marilah kita gunakan untuk menciptakan suasana keberagaman
yang harmonis dan selaras untuk mencapai suatu perubahan yang positif saling
melengkapi. Kita sebagai pendidik berkewajiban menuntun peserta didik untuk
bisa saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada dalam lingkungan
belajar,sehingga bisa terwujud profil pelajar pancasila.
Page 3
1.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.3
Durasi
: 2 JP
Moda : Belajar
Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP
dapat menjelaskan pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai
landasan segala inisiatif perubahan dalam pendidikan.
- CGP
dapat menguraikan manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui
pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan.
A. Memimpin Perubahan Positif
A.2. Inkuiri Apresiatif sebagai
Paradigma
Untuk dapat mewujudkan visi sekolah impian dan melakukan
proses perubahan, maka perlu sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini
dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan. Jika diibaratkan seperti seorang
pelari yang memiliki tujuan mencapai garis “ finish”, maka ia butuh
peralatan yang mendukung selama berlatih seperti alat olahraga. Dalam
pembelajaran kali ini, kita akan mengeksplorasi paradigma yang disebut Inkuiri
Apresiatif (IA). IA dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang
kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh
David Cooperrider (Cooperrider & Whitney, 2005; Noble & McGrath, 2016).
Kita akan memakai pendekatan IA sebagai ‘alat olahraga’ untuk kita berlari
mencapai garis “finish”kita yaitu visi yang kita impikan.
Dalam sebuah video di Youtube (sumber:
"youtu.be/3JDfr6KGV-k"), Cooperrider, yang adalah tokoh yang
mengembangkan IA, menyatakan bahwa pendekatan IA dapat membantu membebaskan
potensi inovatif dan kreativitas, serta menyatukan orang dengan cara yang tidak
dapat dilakukan oleh proses manajemen perubahan yang biasa. Manajemen perubahan
yang biasa dilakukan lebih menitikberatkan pada masalah apa yang terjadi dan
apa yang salah dari proses tersebut untuk diperbaiki. Hal ini berbeda dengan IA
yang berusaha fokus pada kekuatan yang dimiliki setiap anggota dan
menyatukannya untuk menghasilkan kekuatan tertinggi.
IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan
pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti
positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini
merupakan potensi dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya,
IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan
kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap
selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan.
Menurut Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri
Apresiatif adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada
upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu
organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa
depan. Ia berpendapat juga bahwa saat ini kita hidup pada zaman yang
membutuhkan mata yang dapat melihat dan mengungkap hal yang benar dan baik.
Mata yang mampu membukakan kemungkinan perbaikan dan memberikan apresiasi atas
hal yang sudah berjalan baik. Bila organisasi lebih banyak membangun sisi
positif yang dimilikinya, maka kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi
tersebut dipastikan akan meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang
secara berkelanjutan.
Dalam video di Youtube tersebut, Cooperrider juga
menceritakan bahwa pendapatnya ini sejalan dengan pendapat Peter Drucker,
seorang Begawan dalam dunia kepemimpinan dan manajemen. Menurut Drucker,
kepemimpinan dan manajemen adalah keabadian. Oleh sebab itu, seorang pemimpin
bertugas menyelaraskan kekuatan yang dimiliki organisasi. Caranya adalah dengan
mengupayakan agar kelemahan suatu sistem dalam organisasi tidak menjadi
penghalang, karena semua aspek dalam organisasi fokus pada penyelarasan
kekuatan.
Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan berpikir
yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri
seseorang, dalam suatu organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu,
masa kini maupun masa depan. kita hidup pada zaman yang membutuhkan mata yang
dapat melihat dan mengungkap hal yang benar dan baik. Peter Drucker,
seorang Begawan dalam dunia kepemimpinan dan manajemen. Menurut Drucker,
kepemimpinan dan manajemen adalah keabadian. Seorang pemimpin bertugas menyelaraskan
kekuatan yang dimiliki organisasi. Caranya adalah dengan mengupayakan agar
kelemahan suatu sistem dalam organisasi tidak menjadi penghalang, karena semua
aspek dalam organisasi fokus pada penyelarasan kekuatan.
Page 4
B.
Mengelola Perubahan Positif
“Perubahan di sekolah dapat diinisiasi oleh
pihak luar, tetapi perubahan yang paling penting dan berkesinambungan akan
datang dari dalam.” ~ Roland Barth, “Improving schools from within” (1990)
B.1.
Inkuiri Apresiatif sebagai Pendekatan Manajemen Perubahan (BAGJA)
Di
sekolah, pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang
telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan,
dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik.
Nantinya, kelemahan, kekurangan, dan ketiadaan menjadi tidak relevan lagi.
Berpijak dari hal positif yang telah ada, sekolah kemudian menyelaraskan
kekuatan tersebut dengan visi sekolah impian dan visi setiap warga sekolah.
Perubahan
yang positif di sekolah tidak akan terjadi jika pertanyaan yang diajukan
mengenai kondisi sekolah saat ini diawali dengan permasalahan yang terjadi atau
mencari aktor sekolah yang melakukan kesalahan. Pertanyaan yang sering diajukan
adalah, “Mengapa capaian hasil belajar siswa rendah?”, “Apa yang membuat
rencana kegiatan sekolah tidak berjalan lancar?”, dan sebagainya. Motivasi
untuk melakukan perubahan tentu akan berangsur menurun jika diskusi diarahkan
pada permasalahan. Suasana psikologis yang terbangun tentu akan berbeda jika
pertanyaan diawali dengan pertanyaan positif seperti ini:
- Hal-hal
baik apa yang pernah dicapai murid di kelas?
- Apa
pelajaran menarik yang dapat dipetik dari setiap guru di kelas?
- Bagaimana
mengembangkan praktik baik setiap guru untuk dipertahankan sebagai budaya
sekolah?
Dalam
modul 1.3 ini, kita mempelajari IA lebih dalam sebagai salah satu model
manajemen perubahan di lingkungan pembelajaran, baik itu di kelas maupun
sekolah. Kita akan mencoba menerapkannya melalui tahapan dalam IA yang di dalam
bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali
Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi). Silakan simak dan pelajari videonya
terlebih dahulu.
Perubahan positif akan
terwujud dengan suasana psikologis yang positif. BAGJA sebagai model manajemen
perubahan yang menggunakan paradigma Inkuiri Apresiatif. Inkuiri Apresiatif
merupakan pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan yang berbasis
kekuatanPerubahan positif akan
terwujud dengan suasana psikologis yang positif. BAGJA sebagai model manajemen
perubahan yang menggunakan paradikma Inkuiri Apresiatif. Inkuiri Apresiatif
merupakan pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan yang berbasis
kekuatan
Page 5
B. Mengelola Perubahan Positif
Tahapan BAGJA
BAGJA
adalah gubahan tahapan Inkuiri Apresiatif sebagai pendekatan manajemen
perubahan yang pertama kali diperkenalkan oleh Cooperrider ke dalam langkah
4D Discover-Dream-Design-Deliver (Cooperrider & Whitney, 2005)
yang kemudian dalam praktik-praktik selanjutnya tahapan Discover dipecah
menjadi Define dan Discover (Cooperrider
et.al, 2008). Inilah kemudian yang menjadi langkah-langkah yang perlu Bapak/Ibu
ikuti dalam menerapkan perubahan sesuai dengan visi yang Bapak/Ibu telah
impikan berdasarkan tahapan BAGJA. Tahap pertama, Buat Pertanyaan
Utama (Define). Di tahap ini, Bapak/Ibu merumuskan pertanyaan sebagai
penentu arah penelusuran terkait perubahan yang diinginkan atau diimpikan.
Tahap kedua, Ambil Pelajaran (Discover). Pada
tahapan ini, Bapak/Ibu mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah
dicapai di kelas maupun sekolah serta pelajaran apa yang dapat diambil dari
hal-hal positif tersebut. Tahap ketiga, Gali Mimpi (Dream). Pada
tahapan ini, Bapak/Ibu dapat menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang
diimpikan dan diharapkan terjadi di lingkungan pembelajaran. Disinilah visi
benar-benar dirumuskan dengan jelas. Tahap ketiga, Jabarkan
Rencana (Design). Di tahapan ini, Bapak/Ibu dapat merumuskan
rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk
mewujudkan visi. Tahapan terakhir, Atur Eksekusi (Deliver). Di
bagian ini, Bapak/Ibu memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang
akan Bapak/Ibu ajak dan pasti mau untuk terlibat, bagaimana strateginya, dan
aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan. Tabel berikut ini berupaya
memperlihatkan rangkuman (ciri) tiap tahapan B-A-G-J-A.
TAHAPAN BAGJA. Langkah-langkah dalam
menerapkan perubahan berdasarkan tahapan BAGJA yaitu .
1. Buat Pertanyaan Utama (Define )merumuskan pertanyaan
sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan yang diinginkan atau
diimpikan
2. Ambil Pelajaran
(Discover) mengumpulkan berbagai pengalaman positif
yang telah dicapai di kelas maupun sekolah serta pelajaran apa yang dapat
diambil dari hal-hal positif tersebut,
3. Gali
Mimpi (Dream) .menyusun
narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di
lingkungan pembelajaran.
4. Jabarkan
Rencana (Design)
merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan
untuk mewujudkan visi.
5. Atur
Eksekusi (Deliver) memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang
akan diajak dan pasti mau untuk terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi
lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan
Page 6
B. Mengelola Perubahan Positif
B.2. Proses Inkuiri
dalam BAGJA
Mungkin banyak yang akan berpendapat bahwa BAGJA hanyalah
satu dari sekian banyak manajemen perubahan UUyang ada di luar sana. Hal itu
benar adanya. Dalam Program Guru Penggerak ini, BAGJA dipilih karena dapat
berfungsi sebagai wahana yang menguatkan hubungan antar manusia di sekolah.
Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dalam tahap demi tahap memungkinkan Guru
Penggerak sebagai pemrakarsa (pemimpin dan pengelola) perubahan untuk
menguatkan hubungan antar manusia dan gotong-royong.
Hal itu selaras dengan apa yang dinyatakan oleh Lewis (2016),
dimana maksud dari Inkuiri Apresiatif adalah untuk memungkinkan anggota
komunitas sekolah melakukan ko-kreasi langkah maju bersama yang berangkat dari
kedalaman pemahaman akan makna/inti kesuksesan dan sumber-daya mereka sendiri;
sehingga ko-kreasi kesuksesan masa depan mereka kontekstual. BAGJA pun
menuntut Guru Penggerak beranjak dari cara berpikir defisit ke cara berpikir
aset, menjadi tangguh-pantang menyerah, dan terus meningkatkan efikasi diri
dalam memimpin dan mengelola perubahan.
Kekuatan
BAGJA ada pada proses penggalian jawaban pertanyaan yang didasari oleh rasa
ingin tahu, kebaikan, dan kebersamaan. BAGJA mewujud menjadi pengalaman
kolaboratif yang apresiatif dan bermakna bagi peningkatan kualitas belajar
murid di sekolah. Pertanyaan itu akan membawa komunitas sekolah untuk
berefleksi, menggali lebih dalam hal-hal yang bermakna, untuk kemudian
diinternalisasi dan dijadikan sebagai bahan perbaikan-peningkatan dalam
menjalankan perubahan demi perubahan.
Gambar: Proses Inkuiri Apresiatif – BAGJA
Gambar tersebut berupaya menggambarkan proses BAGJA, yang
harus dimulai dengan filosofi dan visi yang berpusat pada kepentingan murid.
Dari sana kemudian diturunkan menjadi tujuan-tujuan rinci berupa prakarsa
perubahan. Boleh jadi, karena telah memiliki visi yang kuat maka prakarsa
perubahan muncul dari keresahan. Dari sana kemudian pertanyaan-pertanyaan dan
rencana-tindakan yang perlu-dilakukan disusun. Tahap demi tahapnya kemudian
direalisasikan, rencana-tindakan yang perlu-dilakukan dijalankan,
pertanyaan-pertanyaan yang ada digali bersama tim dan anggota komunitas sekolah
hingga membuahkan temuan (data, cerita, fakta). Temuan itulah yang kemudian
menjadi dasar untuk menelaah kembali rancangan pertanyaan dan tindakan yang
telah dibuat. Barulah kemudian, rencana (sebagai dokumen resmi) dapat dibuat
hingga akhirnya di-eksekusi, di-monitoring, serta di-evaluasi keselarasannya
dengan visi.
Proses Inkuiri dalam BAGJA dipilih karena
dapat berfungsi sebagai wahana yang menguatkan hubungan antar warga di sekolah.
Pertanyaan yang dibuat dalam tahap demi tahap memungkinkan Guru Penggerak
sebagai pemrakarsa (pemimpin dan pengelola) perubahan untuk menguatkan hubungan
antar manusia dan gotong-royong. BAGJA mewujud menjadi pengalaman kolaboratif
yang apresiatif dan bermakna bagi peningkatan kualitas belajar murid di
sekolah. Pertanyaan itu akan membawa komunitas sekolah untuk berefleksi,
menggali lebih dalam hal yang bermakna, diinternalisasi dan dijadikan sebagai
bahan perbaikan-peningkatan dalam menjalankan perubahan demi perubahan ke arah
yang lebih baik.
Page 7
1.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.3
Durasi
: 2 JP
Moda : Belajar
Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat menjelaskan pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan
segala inisiatif perubahan dalam pendidikan.
- CGP
dapat menguraikan manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui
pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan.
B.
Mengelola Perubahan Positif
Amati - Tiru - Modifikasi
Lewis (2016) menguatkan bahwa
pertanyaan-pertanyaan Inkuiri Apresiatif harus mampu: mengarahkan perhatian
pada hal positif, mengidentifikasi nilai-nilai positif, mengidentifikasi
kekuatan-kekuatan, berfokus pada apa yang diinginkan terjadi atau ada lebih
banyak, berfokus pada aspek kehidupan sehari-hari di sekolah, mengungkap narasi
‘baru’, mengungkap makna yang spesifik (akrab dan kontekstual). Dengan
demikian, lewat pertanyaan-pertanyaan dalam tahapan BAGJA, Guru Penggerak
diharapkan dapat mengejawantahkan pola pikir yang tepat, visi yang kuat, serta
spirit yang membara.
Untuk memulai belajar membuat pertanyaan
bermakna yang tepat, relevan, dan apresiatif pada tiap tahapan BAGJA, Bapak/Ibu
diharapkan dapat memodifikasi pertanyaan-pertanyaan yang telah dicontohkan
dalam contoh BAGJA dari beberapa prakarsa perubahan.
Bapak/Ibu juga dapat menyimaknya dalam video berikut.
Semoga semua yang telah Bapak/Ibu pelajari memperkaya
“persenjataan” Bapak/Ibu dalam meniti langkah-langkah kecil hingga terwujudnya
visi Bapak/Ibu mengenai murid yang telah Bapak/Ibu jabarkan sebelumnya. Pada
awal penerapannya, mungkin Bapak/Ibu akan merasakan kejanggalan atau meragukan
keberhasilannya. Namun, kami mengajak Bapak/Ibu untuk mencobanya dan menikmati
kurva belajarnya. Kurva belajar yang Bapak/Ibu akan alami mirip seperti seekor
anak burung yang belajar terbang (Gambar dibawah). Pada saat pertama kali
terbang, jalur terbang anak burung tidak akan langsung ke atas, tapi akan ke
bawah dahulu kemudian meliuk ke atas sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
Dengan merujuk pada kurva belajar ini, maka marilah terus
percaya bahwa pendekatan positif akan membuahkan hasil yang lebih luar biasa.
Ini adalah kebiasaan baru.
B. Mengelola Perubahan Positif
Model BAGJA sangat membantu dalam merumuskan
suatu visi di sekolah artinya bahwa kita sebagai guru penggerak harus bisa
melakukan kolaborasi dengan pemangku yang ada di lingkungan sekolah baik itu
dari kepala sekolah, rekan guru, murid, wali murid, dan pihak yang berkaitan
dengan kepentingan di sekolah untuk mewujudkan visi yang lebih konstektual dan
berguna untuk murid. Seyogyanya perubahan dan fokus utama prakarsa perubahan
dalam pendidikan yaitu siswa, siswa, dan siswa. Untuk membawakan perubahan
tersebut yang terpenting menjalin relasi dengan baik.
NUNUNG FIKA HERAWATI EFENDI noted on B. Mengelola Perubahan Positif
Model BAGJA sangat
membantu dalam merumuskan suatu visi di sekolah artinya bahwa kita sebagai guru
penggerak harus bisa melakukan kolaborasi dengan pemangku kepentingan sekolah
dari kepala sekolah, rekan guru, murid, wali murid, dan pihak yang berkaitan
dengan kepentingan di sekolah seperti komite dan stakeholder yang lain untuk
mewujudkan visi yang lebih konstektual dan berguna untuk murid. Sebaiknya
perubahan dan fokus utama prakarsa perubahan dalam pendidikan yaitu murid,
murid, dan murid. Untuk membawakan perubahan tersebut yang terpenting menjalin
relasi dengan baik.
Page 8
Refleksi
Mandiri
Berdasarkan
penjelasan mengenai Inkuiri Apresiatif dan video-video BAGJA sebelumnya,
Bapak/Ibu CGP diajak untuk mengaplikasikan BAGJA ke dalam konteks pengalaman
pribadi. Bayangkan impian, cita-cita, tujuan yang telah Bapak/Ibu raih,
yang telah tercapai. Ingat kembali proses yang telah Bapak/Ibu lalui sejak
mulai menetapkan hati untuk memiliki impian, cita-cita, tujuan tersebut,
berproses untuk mencapai dan mewujudkannya, hingga akhirnya impian, cita-cita,
tujuan tersebut tercapai. Pengalaman pribadi tersebut mungkin terjadi
bertahun-tahun yang lalu. Pengalaman tersebut bisa saja terjadi di masa bersekolah
dahulu. Sesederhana bermimpi mendapatkan prestasi yang bagus pada mata
pelajaran yang disukai saat bersekolah dulu.
Tugas
Bapak/Ibu adalah menceritakannya tahap demi tahap menggunakan kanvas B-A-G-J-A.
https://penanunungfika.blogspot.com/2023/09/modul-13-guru-penggerak-atap-set-t.html
b. Eksplorasi
Konsep
Pada kegiatan
eksplorasi konsep saya belajar memahami pentingnya visi yang berpihak pada
murid dan saya diberi pengantar tentang paradigma inkuiri apresiatif. saya juga
belajar memahami mengapa dan bagaimana manajemen perubahan dengan pola pikir
positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan. disini saya juga
belajar tentang tahapan BAGJA yaitu B-uat pertanyaan, A-mbil pelajaran, G-ali
mimpi, J-abarkan rencana dan A-tur eksekusi. Setelah itu saya, melakukan
diskusi asinkron. Terdapat dua topik dalam diskusi asinkron yaitu berbagi Visi
Murid Impian dan berbagi tugas kesimpulan tentang Inkuiri Apresiatif.
c. Ruang
Kolaborasi
Pada anggal 20
September 2023 saya menjalani vcon dalam agenda ruang Kolaborasi dengan
fasilitator saya yaitu Ibu Sudarsi, S.Pd.,M.Pd. Ruang kolaborasi dibagi menjadi
dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan anggota kelompok dan yang
kedua adalah bagian presentasi hasil diskusi kelompok. Forum diskusi kelom pok
dilaksanakan pada tanggal 20 September 2023, sedangkan presentasi hasil diskusi
kelompok dilaksanakan pada tanggal 22 September 2023.
https://penanunungfika.blogspot.com/2023/09/13a5-ruang-kolaborasi-modul-13.html
pengisian
jamboard : https://jamboard.google.com/d/1Mjn6-GOHXT0pS3wOVlI71H5C57U41WBZWJrsvnQiYac/viewer?f=0
d. Demonstrasi
Kontekstual
Pada tanggal
22-25 September 2023 penulis mempelajari materi demonstrasi kontekstual dan
mendapatkan tugas tentang penerapan inkuiri apresiatif dengan membuat Prakarsa
Perubahan dengan tahapan BAGJA. Tugas tugas yang ada di LMS segera diunggah
demi untuk meningkatkan pemahaman CGP tentang materi yang telah dipelajari.
Tugas yang dibuat bisa dalam bentuk artikel, PPT maupun Vidio, tergantung
kreativitas dan minat CGP yang dirasa mampu.
e. Elaborasi
Pemahaman
Pada tanggal 2
Desember 2022, saya mengikuti vcon dengan Instruktur Ibu Sri Restu Wahyuningsih
dalam elaborasi pemahan sebagai penguatan untuk modul 1.3. Disini saya belajar
mengenai bagaimana menentukan kalimat visi yang sesuai profil pelajar
Pancasila, menentukan prakarsa perubahan yang menantang, bermakna kontekstual
dan relevan, memahami bahwa prakarsa perubahan adalah bagian dari visi yang
akan dicapai, membuat tahapan BAGJA untuk rencana perubahan ditempat dimana
kita berkarya menggunakan paradigma dan pendekatan inkuiri apresiatif dan
merealisasikan rencana perubahan tersebut ditempat saya berkarya. Forum Diskusi Asinkron
Setelah
mempelajari materi melalui bahan bacaan yang telah disediakan, selanjutnya
Bapak/Ibu akan melakukan diskusi secara asinkron untuk lebih memperdalam
pemahaman Bapak/Ibu mengenai Visi Guru Penggerak.
Dalam
sesi forum diskusi ini, silahkan berbagi mengenai:
- VISI mengenai seperti apa murid
Bapak/Ibu sekarang di masa depan (sebagaimana Bapak/Ibu tuliskan pada
Tugas Mulai dari Diri)
- Kalimat kesimpulan dari Bapak/Ibu
yang menggambarkan pemahaman mendalam atas konsep Inkuiri Apresiatif
Setelah
selesai memberikan kesimpulan tertulis di atas terlebih dahulu, Bapak/Ibu akan
masuk ke dalam forum diskusi. Forum ini dimaksudkan untuk memberikan Bapak/Ibu
kesempatan mendiskusikan gagasan, pemikiran dan pertanyaan-pertanyaan yang
Bapak/Ibu miliki bersama Fasilitator.
Sebelum
masuk dalam forum diskusi, mohon memperhatikan hal ini:
- Diskusi ini
bertujuan untuk mengembangkan pemahaman bersama mengenai inkuiri
apresiatif sebagai model manajemen perubahan demi mewujudkan keberpihakan
pada murid.
- Peserta
forum diskusi diharapkan dapat bersikap terbuka terhadap pendapat dan
menunjukkan sikap saling menghargai.
- Fasilitator
akan menjadi moderator diskusi yang akan memandu sesi berbagi dan
memastikan semua CGP mendapat kesempatan menyampaikan opininya.
- Fasilitator
juga akan memberikan gambaran umum, berbagi visi, dan menguatkan pemahaman
di akhir sesi.
Forum
diskusi di LMS akan dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:
Bagian Pertama: 1.3.a.4.1. Eksplorasi
Konsep Modul 1.3 - Berbagi Visi Murid Impian
- Bagian
Kedua: 1.3.a.4.2. Eksplorasi
Konsep Modul 1.3 - Berbagi Tugas Kesimpulan tentang Inkuiri Apresiatif
Apa dan mengapa
harapan saya penting untuk dijadikan visi?
Visi saya
sebagai seorang guru adalah "Membina karakter dan disiplin positif
berdasarkan Profil Pelajar Pancasila".
Apa yang menjadi
visi saya tersebut yaitu membina dalam KBBI mempunyai arti :
bina1/bi*na/ v,
membina/mem*bi*na/ v 1 membangun; mendirikan (negara dan sebagainya): kita
bersama-sama - negara baru yang adil dan makmur; 2 mengusahakan supaya lebih
baik (maju, sempurna, dan sebagainya): - bahasa Indonesia, berarti ikut -
bangsa Indonesia;
sedangkan
karakter menurut KBBI : karakter n 1 tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain;
Adapun disiplin
positif merupakan pendekatan mendidik anak untuk melakukan kontrol diri dan
pembentukan kepercayaan diri
Jadi membina
karakter dapat diartikan membangun atau mengusahakan akhlak atau budi pekerti
supaya lebih baik dengan pendekatan disiplin positif untuk melakukan kontrol
diri dan pembentukan kepercayaan diri.
Mengapa harapan
saya tersebut penting untuk dijadikan visi ?
Visi merupakan
awal dari usaha untuk menggapai sesuatu yang kita impikan. Visi memberikan arah
dan motivasi untuk meraih perubahan yang diimpikan atau dicita-citakan.
Sebagai seorang
guru, terlebih guru penggerak tentu memiliki visi. Visi dari guru penggerak
adalah mewujudkan anak-anak Indonesia yang memiliki profil pelajar Pancasila.
Yaitu pelajar yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, mandiri,
inovatif, berkebhinekaan global, mampu hidup bergotong royong, serta mampu
bernalar kritis.
Untuk mencapai
visi tersebut, tentunya guru harus memiliki nilai yang melekat dalam dirinya.
Nilai-nilai tersebut adalah mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan
berpihak pada murid. Di samping nilai-nilai tersebut, seorang guru penggerak
juga harus memainkan perannya dalam dunia pendidikan yaitu menjadi pemimpin
pembelajaran, mampu menggerakkan kelompok-kelompok praktisi, mampu menjadi
coach atau pelatih bagi guru-guru lain, mampu mendorong kerja sama antar guru,
dan mendorong kepemimpinan yang berorientasi pada murid.
Dengan peran dan nilai tersebut, maka diharapkan guru mampu mewujudkan siswa yang merdeka belajar. Visi tersebut bertujuan agar guru mampu mewujudkan siswa yang berprofil pelajar Pancasila.
Visi guru penggerak adalah impian atau harapan juga doa yang ingin dicapai oleh Guru Penggerak untuk mewujudkan murid yang memiliki Profil Pelajar Pancasila yang memiliki dimensi pelajar yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri dan bernalar kritis. Penulis dituntut untuk mewujudkan visi pembelajaran yang harus dicapai oleh murid saya. Penulis memiliki visi yaitu terwujudnya anak didik yang memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila. Bertitik tolak dari nilai-nilai dan dimensi profil pelajar pancasila yang harus kita miliki yaitu guru juga harus bisa berpihak pada murid dalam setiap kegiatan, kreatif, inovatif, mandiri, reflektif, dan saling kolaboratif, berusaha mampu menjalankan peran sebagai guru harus bisa menjadi pemimpin pembelajaran yang baik, mampu menjadi coach bagi teman yang lain, mampu mendorong kerjasama, mampu menggerakkan komunitas praktisi dalam forum pendidikan, dan mampu mendorong kepemimpinan murid semua ini adalah upaya untuk mewujudkan karakter Profil Pelajar Pancasila dan Mewujudkan Peserta didik yang bertaqwa dan berakhlak mulia, berkarakter , berprestasi, peduli lingkungan sesuai dengan profil pelajar pancasila.
f. Koneksi
Antar Materi
Pada kegiatan
pengaitan antar materi yang sudah saya pelajari mulai dari modul 1.1, 1.2, dam
1.3. Tugas di bagian ini adalah menjawab kaitan peran pendidik dalam mewujudkan
filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan profil pelajar Pancasila pada
murid-murid dengan paradigma inkuiri apresiatif. Selain itu, saya juga harus
merevisi dan merumuskan dengan penuh keyakinan visi yang dapat memberikan
semangat dan menggerakkan hati setiap orang yang membacanya.
g. Aksi Nyata
Kegiatan aksi
nyata berisi pemahaman saya tentang modul 1.3. yang diterapkan secara nyata
dengan melakukan Prakarsa Perubahan dengan membuat kegiatan pembelajaran yang
meningkatkan daya kreasi siswa untuk menghasilkan karya-karya digital dalam
pembelajaran.
Selain
melakukan kegiatan sesuai alur M-E-R-D-E-K-A, pada hari Sabtu, 14/15 Oktober
2023 saya juga mengikuti Lokakarya I yang diadakan di SMP Negeri 3 Karanganyar.
Kegiatan yang saya ikuti dalam lokakarya tersebut diantaranya; Pembukaan dan
persiapan lokakarya yang diisi dengan perkenalan, ice breaking, dan pembuatan kesepakatan
kelas bersama pengajar praktik, diskusi dengan materi tentang nilai, peran, dan
kompetensi guru penggerak, diskusi tentang komunitas praktisi dan menganalisis
pemetaan komunitas praktisi, dan materi pemahaman peran guru penggerak dalam
menggerakkan komunitas praktisi dan melihat potensi komunitas praktisi.
1.3.a.9. Aksi Nyata - Modul 1.3
Moda : Mandiri
Tujuan
Pembelajaran: CGP mampu
mengimplementasikan rencana manajemen perubahan yang telah dibuat.
Bapak/Ibu Calon Guru
Penggerak,
Ki Hadjar Dewantara
dalam majalah “Keloearga” tahun 1937 menyatakan sebuah frasa “peralatan
pendidikan”. Beliau menjelaskan, peralatan pendidikan merupakan cara-cara
mendidik yang beragam bentuknya. Namun, beliau membaginya menjadi 6 cara utama
sebagai berikut:
- memberi contoh
- pembiasaan
- pengajaran
- perintah, paksaan dan hukuman
- laku
- pengalaman lahir dan batin
Beliau menyatakan
bahwa alat-alat itu tidak perlu dipergunakan semua. Beliau pun menyampaikan
bahwa ada yang tidak sepakat terutama dengan penggunaan cara nomor 4. Beliau
pun menyatakan penggunaan cara-cara tersebut harus dihubungkan dengan jenjang
usia dan perkembangan murid yang merupakan kodrat mereka.
Dari pernyataan Ki
Hajar Dewantara tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa prakarsa yang Bapak/Ibu
telah buat dalam bentuk rencana manajemen perubahan berdasarkan pendekatan IA,
dimaksudkan untuk menumbuhkan murid yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.
Kemudian, tindakan untuk mewujudkan pertumbuhan murid ini perlu diejawantahkan
dalam cara mendidik yang beragam dan disesuaikan dengan kondisi murid maupun
situasi di sekolah Bapak/Ibu.
Bapak/Ibu Calon Guru
Penggerak, pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA kali ini akan
mendapat tugas merevisi (karena mungkin visi Bapak/Ibu sudah menjadi makin kuat
di tahap Koneksi Antarmateri) dan mengeksekusi rancangan BAGJA untuk prakarsa
perubahan diri Bapak/Ibu yang sudah dibuat pada tahap Demonstrasi Kontekstual.
Ingatlah bahwa penerapan Aksi Nyata ini bukan semata penugasan modul Program
Pendidikan Guru Penggerak, melainkan sebuah praktik dalam pengembangan profesi
berkelanjutan.
Selamat menjalankan Aksi Nyata, buatlah dokumentasi untuk Bapak/Ibu pribadi mengenai proses yang terjadi. Utamakan dokumentasi tersebut pada tahapan-tahapan yang Bapak/Ibu anggap penting. Dokumentasi dapat berupa foto atau video. Kemudian, setiap minggunya, buatlah jurnal cerita singkat dalam situs portofolio digital dimana Bapak/Ibu dapat menceritakan pengalaman berkesan yang Bapak/Ibu peroleh selama menjalankan aksi nyata. Jurnal ini dapat berupa cerita 1 paragraf tentang 1 hal menarik yang Bapak/Ibu temukan dalam proses Aksi Nyata. Selain menjadi catatan pengembangan profesi Bapak/Ibu, jurnal singkat ini akan membantu Bapak/Ibu saat hendak menulis artikel refleksi di akhir paket modul dan melakukan pendampingan individu bersama Pengajar Praktik. Dalam pembuatan aksi nyata penulis melakukan berdasarkan visi yang telah dibuat,
Selamat siang
bapak/ibu, mengingatkan untuk bisa mengikuti Elaborasi bersama Instruktur
(13.00-14.30). Upayakan untuk akses meeting melalui LMS masing-masing supaya
kehadiran Bapak/Ibu dapat terekam oleh sistem. Terima kasih
Mengikuti gmeet
kemudian disuruh untuk mengisi penilaian kinerja untuk instruktur
Penilaian Kinerja
Salam Guru Penggerak!
Aktor
pendukung CGP yang terdiri dari Fasilitator, Pengajar Praktik, dan Instruktur
memiliki peran penting sebagai teman belajar CGP selama pendidikan. Kualitas
aktor pendukung perlu terus ditingkatkan untuk memastikan pembelajaran di dalam
Guru Penggerak mencapai hasil yang diharapkan. Penilaian kinerja aktor
pendukung akan mencakup penilaian di beberapa aspek, antara lain:
1.
Komunikasi yang memberdayakan,
2.
Keterampilan memandu dan memastikan
ketercapaian hasil belajar,
3.
Keterampilan memandu refleksi dan
memberikan umpan balik penilaian, serta
4.
Sikap kerja dan kedisiplinan
Penilaian yang Anda berikan bersifat rahasia, seluruh data
penilaian yang masuk akan diolah secara tertutup oleh tim pengolah nilai.
Sehingga Anda memberikan penilaian yang jujur, jelas, dan objektif. Silakan
pilih tombol "Mulai Nilai" untuk melakukan
penilaian.
Penutup Modul 1.3
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak. Modul 1.3 ini telah selesai. Terimakasih diucapkan atas semangat dan upaya Bapak/Ibu yang maksimal dalam menyelesaikan semua tantangan yang diberikan. Semoga segala proses yang Bapak/Ibu jalani dalam Modul 1.3 ini dapat membawa manfaat bagi mimpi Bapak/Ibu pada murid-murid Bapak/Ibu di masa depan kelak.
Bapak/Ibu tetap harus memperhatikan bahwa sama dengan Modul 1.2,
status penyelesaian Modul 1.3 juga sangat bergantung pada bagaimana Bapak/Ibu
menyelesaikan Pembelajaran 7 Aksi Nyata masing-masing. Semoga modul ini
berhasil membuat Bapak/Ibu memberanikan diri untuk bermimpi dan terlebih
penting lagi mewujudkan mimpi untuk menyediakan lingkungan belajar terbaik bagi
bertumbuhnya murid-murid Bapak/Ibu secara maksimal. Selamat menemukan,
menumbuhkan dan menguatkan jati diri Bapak/Ibu sebagai Guru Penggerak. Salam
belajar!
1.3.a.10. Penutup Modul 1.3
Daftar Pustaka
- AITSL. (n.d.). Spotlight: Reframing
feedback to improve teaching and learning. Australian Institute for
Teaching and School Leadership. Retrieve from https://bit.ly/3dQnMsg
- Cooperrider, D. L., & Whitney,
D. K. (2005). Appreciative inquiry: A positive revolution in
change. Berrett-Koehler Publishers.
- Cooperrider. D, D. Whitney, &
J. Stavros. (2008). Appreciative Inquiry Handbook for Leaders of
Change. Berrett-Koehler Publishers.
- Evans, R. (2001). The human
side of school change: Reform, resistance, and the real-life problems of
innovation. San Francisco: Jossey-Bass.
- Hattie, J. & H. Timperley.
(2007). The power of feedback. Review of educational research 77 (1),
p.81-112. Retrieved form http://www.columbia.edu/~mvp19/ETF/Feedback.pdf
- Lewis, S. (2016). Positive
psychology and change: How leadership, collaboration and appreciative
inquiry drive transformational results. Wiley Blackwell.
- Noble, T. & H. McGrath. (2016).
The PROSPER school pathways for student wellbeing: Policy and
practices. SpringerBriefs in well-being and quality of life
research. Springer, Australia.
- Kiyosaki, R.T. & S.L. Lechter.
(2001). The Business school for people who like helping people:
Delapan nilai tersembunyi dari bisnis pemasaran jaringan, selain
memperoleh uang. Gramedia Pustaka Utama.
- Snyder, C.R., H.S. Shorey, K.M.
Pulvers, V.H. Adam III, & C. Wiklund. (2002). Hope and academic
success in college. Journal of educational psychology 94 (4): 820-826.
Retrieved from https://www.ofyp.umn.edu/ofypmedia/pdfs/highered/fye/hope_and_academic_success_snyder.pdf
2. Feelings
(Perasaan)
Setelah
mempelajari Modul 1.3 dan mengikuti serangkaian kegiatan baik belajar secara
mandiri maupun diskusi secara virtual, akhirnya saya dapat memahami bagaimana
merumuskan visi guru penggerak. Selama saya mempelajari Modul tersebut, saya
merasakan perasaan yang tertantang, senang, dan semangat. Saya merasa sangat
tertantang dengan melihat waktu pengerjaan dan pengiriman tugas-tugas yang
diberikan di sela kesibukan saya sebagai guru di sekolah. Saya merasa senang
karena dapat berkolaborasi dengan rekan CGP lain untuk membuat presentasi
tentang pembuatan prakarsa perubahan dengan tahapan BAGJA. Saya semangat karena
dapat mempelajari materi tentang visi guru penggerak yang mencerahkan dan
menginspirasi bagi saya dalam mempraktikan di sekolah.
3. Findings
(Pembelajaran)
Pada Modul 1.3
ini saya dapat mempelajari dan memahami bahwa dalam memimpin perubahan positif
harus berpikir strategi dan memahami inquiri apresiatif sebagai paradigma.
Tahapan BAGJA merupakan model manajemen perubahan yang merupakan akronim dari
Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur
eksekusi sebagai terjemahan bebas yang diadopsi dari model 5D sebagai bagian
dari inkuiri apresiati (Define, Discover, Dream, Design, Deliver). Dalam
menyusun BAGJA dapat melalui Amati, tiru, dan modifikasi. Untuk melakukan
perubahan yang positif tidak harus bermula dengan mengidentifikasi permasalahan
yang ada, namun kita fokuskan pada kekuatan apa yang telah kita miliki sehingga
sehingga pemikiran kita diarahkan arah yang positif. Selain itu saya juga dapat
merumuskan visi sebagai Guru penggerak, merumuskan prakarsa perubahan dan
membuat tahapan BAGJA.
4. Future
(Penerapan)
Setelah mempelajari serta memahami
materi dalam modul 1.3. tentang visi guru penggerak maka penulis akan berusaha
menerapkan inkuiri apresiatif untuk melaksanakan manajemen perubahan di sekolah
dengan mewujudkan visi saya yaitu “Mewujudkan Peserta didik yang bertaqwa dan berakhlak mulia, berkarakter, berprestasi,peduli lingkungan sesuai dengan profil pelajar Pancasila“ dan
menerapkan Prakarsa Perubahan yang sudah saya rumuskan yaitu “Membuat kegiatan untuk meningkatkan nilai-nilai karakter yang berbudaya melalui pembiasaan dan literasi di sekolah “ dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran
sehingga dapat terwujudnya karakter profil pelajar Pancasila.
Pitutur Luhur yang penulis dapat disela-sela mengerjakan tugas :
1.
Noto
ati ben uripe mukti
2.
Noto
ilat ben ora kualat
3.
Noto
Roso ben ora ciloko
4.
Noto
polah ben ora salah
Akeho nyukuri
nikmat supaya ora sambat—Tetap Semangat
Demikian
refleksi dwi mingguan modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak.
Salam Guru
Penggerak!
Tergerak, Bergerak, Menggerakkan
Berkunjung ke rumah Bu Fasilitator dan Pak Pendamping Praktik
Hari ini Senin tanggal 15 April 2024 Saya bersama teman-teman berkunjung ke rumah Bu Fasilitator ibu Sudarsi, S.Pd., M.Pd dan pak PP Bapak H...
-
Modul 1.3 Guru Penggerak: ATAP (Aset, Tantangan, Aksi, dan Perubahan) Sebelum Membuat Prakarsa Perubahan Prakarsa perubahan adalah sa...
-
Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu Resume Pertemuan ke-7 Gelombang : 24 Tanggal : 31 Januari 2022 Tema : Menulis Buku Ma...